Friday 26 May 2017

Kesepian...

Satu kata yang kalau dicermati ini hanyalah ilusi, karena itu bagian dari emosi dan emosi hanyalah satu bagian ilusi yang dimiliki oleh manusia. Kenapa saya beranggapan seperti itu, karena kesepian adalah sampah yang menggerogoti dan akhirnya membuat yang memiliki perasaan ini terbelenggu. Dan ketika kita terbelenggu oleh sesuatu dan tidak bisa merasakan kebebasan atau kedamaian kemungkinan itu hanyalah bagian dari ilusi. Tapi itu adalah bagian dari emosi dan setiap manusia kemungkinan bisa merasakan perasaan ini, tergantung situasi dan kondisi serta kematangan dari jiwa itu sendiri. Tapi memang hal tersebut lumrah dimiliki setiap manusia bukan jiwa...

Jadi teringat satu kata yang diucapkan seorang romo saat aku mengikuti misa di jogja. Dia berkata dalam bahasa jawa kurang lebih artinya adalah setiap manusia pasti pernah merasakan kesepian tapi satu hal yang tak pernah bisa diingkari bahwa tuhan tak pernah meninggalkan kita sendirian bahkan saat kita kesepian sekalipun. Dan itu aku amini...

Disaat kita merasa tak ada yang peduli bahkan tak ada yang bisa diandalkan, berhati-hatilah dengan perasaan itu karena semua itu yang mengawali keraguan kita akan keberadaan tuhan dan kasihnya.

Perasaan kesepian dan bersalah adalah sampah hati, jadi jangan biarkan perasaan ini menguasai hati kita. Karena perasaan inilah yang berbahaya bagi keluasan hati kita. Jangan merasa bersalah terlalu dalam karena itu hanya membuat hati tidak dapat mengembang dan merekah seperti bunga.

Hati adalah kunci kita bisa merasakan keberadaan jiwa atau bahkan tuhan sekalipun.

Tuesday 16 May 2017

Kasih..

Pagi ini aku memahami mengapa tuhan selalu memaafkan kita manusia. Betapa sering kalinya kita melukai hatinya, ataupun melakukan hal-hal yang menurut ukuran manusia bisa menimbulkan amarah atau kebencian. Tapi tuhan memang bukanlah kita, ia mempunyai kasih yang tak terbatas yang tak akan bisa dimengerti oleh pikiran kita tapi bisa dirasakan oleh hati. Aku yang selalu begitu kuat dengan pemikirannku, akhirnya menyadari hal ini. Bagaimana caranya tuhan memaafkan kita, dan itu tidak ada caranya. Ia hanya membiarkan cinta kasihnya yang tak terbataslah yang melakukannya.

Ketika rasa "cinta" itu demikian besarnya, tak ada lagi hal yang akan bisa membuat diri bisa merasakan kebencian atau amarah, karena itu adalah emosi bukan perasaan.

Sekali lagi cinta yang bukan dalam arti sempit, atau mungkin disebut kasih.

Karena makna kasih lebih luas dari pelabelan cinta yang demikian umum diartikan manusia. Aku bisa memahaminya tapi tidak bisa dijabarkan, cukup dirasakan saja.

Ketika aku tidak bisa lagi membenci orang atau bahkan menyimpan dendam, disitulah kasih berkuasa. Aku paham kenapa orangtua tidak bisa membenci anaknya ketika berulang kali anak itu melakukan kesalahan atau bahkan menyakitinya, karena kasih yang berkuasa. Aku paham kenapa ada orang yang berulangkali disakiti ia tetap memaafkan, bisa jadi karena kuasa kasih. Kasih mungkin tampak membuat kita bodoh karena ia rendah hati, ia tak pernah ingin menampakkan diri karena ia tahu kuasanya begitu nampak besar ketika orang menyadarinya.

Kasih adalah kunci hati yang membuat kita tersenyum pada akhirnya.

Monday 15 May 2017

Be Netral...

Kata ini aku pahami kemarin, saat aku dan adik kecilku berdiskusi tentang sesuatu. Manusia mempunyai gelombangnya masing-masing ketika kita berada di frekuensi gelombang tertentu, secara otomatis orang yang berada digelombang yang sama yang akan memahami dan mengerti kita. Sama seperti gelombang radio kita akan mendengar gelombang yang bisa ditangkap oleh radio kita. Dan diri kita pun sama seperti radio itu, ia akan mencari orang dengan gelombang atau frekuensi yang sama agar bisa di dengarkan atau dimengerti. Karena ketika frekuensi atau gelombang kita berbeda akan kesulitan kita untuk bisa mendengar dengan jelas bukan? Mungkin butuh waktu untuk akhirnya kita bisa berada di frekuensi yang sama agar bisa mengerti dengan jelas.

Sebagai contoh aku bisa memahami pemikiran adikku karena mungkin saja kami berada di gelombang frekuensi yang sama seperti radio, ketika ada orang yang tidak bisa memahami kita mungkin saja gelombang frekuensi kita belum sama atau pas dan ketika gelombang itu berada di frekuensi yang sama kita bisa saling mengerti, jadi tidak usah dipaksakan ketika kita tidak bisa dimengerti atau mengerti orang lain, cukup dipahami saja.

Hanya dengan memahami hal ini akan membuat kita bisa menerima orang lain apa adanya seperti apa adanya kita.

Semua adalah proses kita mengenal diri kita sendiri. Semakin kita bisa menerima diri kita sendiri semakin kita bisa menerima orang lain. Diri kita hanya butuh diterima, semua rasa takut dan luka batin yang kita miliki, ketika semua hal tersebut kita terima bukan hindari ia akan merasa diterima keberadaannya dan mungkin ia akan siap menerima orang lain seperti apa adanya diri. Ia harus dialami sendiri bukan katanya atau kata dia. Karena pengalaman itu sesuatu yang berharga.

Nikmati semua prosesnya, ketika aku bisa menikmatinya semua menjadi mudah.

Demikian pula dengan perasaan, ia butuh diterima dan disadari bukan sebuah reaksi. Karena reaksi akan menghilangkan esensi perasaan itu sebenarnya. Ia hanya butuh kenetralan ketika kita tidak bereaksi dengan apa yang kita rasakan. Dan pelajaran tambahan ini mulai aku pahami. Bukan memendam perasaan ini berbeda hal, menerima adalah ketika kita merasakan sedih, senang atau kecewa atau apapun yang dirasakan perasaan kita membiarkan diri merasakannya tapi tanpa reaksi yang berlebihan. Mungkin kemarin aku terlalu berlebihan mereaksikan perasaanku seharusnya sehingga ada sebuah ketidaknyamanan yang dirasakan.

Tapi itu semua proses sehingga kita memahami kenetralan tersebut.

Saturday 13 May 2017

Agama Dan Kehidupan...

Sebenarnya tidak ada pemikiran saya untuk menulis ini sebelumnya.Karena buat saya bukan hal yang penting,tapi ketika melihat bahwa betapa menurut sebagian orang "agama" menjadi satu hal yang begitu pentingnya sehingga di beberapa tempat ada banyak hal yang terjadi atas nama agama. Pertanyaannya adalah mengapa "agama" menjadi sebuah hal yg begitu krusial untuk sebagian orang?

Mengapa atas nama "agama" orang bisa saling bertengkar atau bahkan menghilangkan sebuah kehidupan?

Sebegitu hebatnya agamakah sehingga mengalahkan kuasa sang pencipta?sehingga orang bisa mengambil hak bahkan kehidupan orang lain?

Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa peperangan juga bisa muncul hanya karena isu agama atau hal lain yang menurut pendapat orang hal tersebut penting dan mungkin berharga.

Dan menurut saya agak aneh kalau keberadaan agama lebih penting dari sebuah kehidupan itu sendiri. Bukankah agama itu ada untuk membuat kehidupan lebih baik?Kalau keberadaan agama tidak membuat kehidupan menjadi lebih baik siapa yang harus dipertanyakan?Sang penciptakah?

Saya mungkin bukan seorang religius kalau orang mengartikan pengikut agama yang taat sebagai religius. Karena saya bukan seorang yang taat akan perintah atas nama agama. Saya bukan orang yang bisa diatur atas nama agama,ketika atas nama agama saya bisa menyakiti atau bahkan mengambil hak atau sebuah kehidupan.

Karena saya hanya ingin menghargai kehidupan sebagaimana kehidupan itu seharusnya dihargai.

Saya menghargai keberadaan agama apapun sebagaimana keberadaannya.

Untuk saya agama adalah agama. Kehidupan adalah kehidupan. Ketika atas nama agama saya bisa menyakiti orang lain bahkan menghilangkan hak dan bahkan kehidupan,saya lebih baik tidak mempunyai agama.

Friday 12 May 2017

Keindahan Yang Pada Waktunya...

Sebuah kata yang terlalu klise untuk di bahas tapi memang itu nyata. Mungkin pemahaman kata tersebut bisa diartikan banyak hal,dan itu tidak penting. Satu hal yang aku pahami adalah ketika kita dengan sabar menunggu sesuatu dengan tulus dan dengan niat baik, tuhan sudah menyiapkan sesuatu yang indah untuk kita dan aku amini untuk hal ini.

Hari ini adikku mendapatkan keindahan itu ketika kegagalannya dahulu meraih impiannya ternyata hanyalah sebuah penundaan yang indah. Ternyata tuhan itu suka juga membuat kejutan, dia menyimpan keindahan untuk waktu yang tepat. Dan aku juga semoga diberi kesabaran tersebut.

Kenapa aku bisa berkata seperti ini,karena aku sangat kenal adikku yang satu ini,kami memang sangat dekat karena keanehan kami berdua diantara keluarga kami. Aku yang selalu memberi pengertian untuk orang di rumah yang tidak bisa paham pemikiran kami terlebih ibuku dan adik lelakiku yang memang berbeda cara berpikirnya, ayahku adalah yang paling netral.

Adikku pernah gagal saat mencoba umptn s1 di UI selepas SMA tapi dia mendapat hal lainnya. Dan ternyata tuhan menyiapkan UI bukan untuk program s1 nya dan bonusnya dia bisa dapat beasiswa yang bisa meringankan aku dan orangtuaku dalam hal pembiayaan, makasih adik manisku untuk usaha dan semangatnya.

Hal yang lain yang bisa aku pelajari dari dirinya adalah semangat dan bagaimana dia bisa fokus dengan apa yang diinginkannya. Untuk lawan jenispun adikku sudah bisa menentukan dan mengenali lelaki yang bisa menjadi teman brainstormingnya, aku belum bisa menceritakan ini pada ibuku karena orangnya pun belum aku kenal langsung baru dari cerita dan posisinya sedang tidak di Indonesia. Ternyata adik kecilku bukan lagi anak kecil yang harus aku jaga setiap saat, dia sudah menjadi wanita dewasa pemberani seperti kakaknya he he he. Padahal kalau ingat waktu jaman dia sekolah, sampai SMA saja ayahku masih selalu mengantarnya, sempat aku berdebat dengan ayahku untuk belajar membuatnya berani dan tidak tergantung tapi aku tidak bisa menyalahkan ayahku karena untuk beliau kami memang putri kecilnya.

Dan ternyata putri kecilnya bukan lagi putri kecil dia sudah bisa membuktikan apa yang bisa dia lakukan. Tuhan memang baik,menyiapkan kita untuk sesuatu yang kita inginkan di waktu yang seharusnya kita siap menerimanya dan mungkin itulah waktu yang tepat.

Rasanya baru kemarin aku membiarkan ia menentukan pilihan dan apa yang ia inginkan.

Masih ingat saat pertama kali ia belajar pergi sendiri saat kuliah di bandung, bagaimana ayahku yang sangat perhatian mengkhawatirkan dirinya dan saat sinyal hp nya tidak bisa dihubungi, akulah yang akan menjadi sasaran pertanyaan untuk menjawab kekhawatirannya. Dan aku yang selalu berbohong untuk menenangkan ayahku. Dan kami memang melakukan hal tersebut bergantian. Saat aku melakukan hal yang sebaliknya adikku jugalah yang memberi pengertian untuk orang tuaku, padahal sifat kami sangat bertolak belakang tapi memang begitulah kedekatan kami, aneh memang...

Yang jelas adik kecilku sudah semakin menjadi seorang wanita dewasa.

Semakin membuat kita mengenal kebaikan tuhan sebagaimana adanya. Terima kasih atas semua kebaikanmu...love n love

Tuesday 9 May 2017

Diri Sendiri

Ternyata semua itu bersumber di dalam diri kita sendiri.

Banyak hal yang merupakan kumpulan keinginan. Dan itu diawali oleh diri sendiri. Tak ada yang mengerti diri sendiri kecuali diri itu sendiri. Dan memang semua berpusat pada diri sendiri. Ini semua yang pastinya menjadi batu sandungan atau batu kerikil kita. Kecenderungan manusia untuk selalu melihat diri dan kembali ke diri sendiri. Hal ini yang membuat kita sulit melihat tuhan dalam arti yang sebenarnya.

Dan aku memahami tentang kesulitan seorang manusia pada dirinya sendiri.

Hmm...hmm...