Sunday 30 August 2015

Amarah Dan Kenapa?

Amarah...
Sebuah kata yang mempunyai efek luar biasa bagi yang merasakannya. Entah bagaimana perasaan seperti ini terjadi. Karena aku masih bisa merasakannya hingga saat ini,dan perasaan ini harus bisa dikendalikan karena efeknya hampir tak bermanfaat. Dan aku berpikir kenapa perasaan itu muncul dan kenapa perasaan itu ada?Karena ketika perasaan itu muncul hanya membuat banyak hal tidak bermanfaat bagi yang merasakannya.Aku pernah merasakannya dan menurutku hanya ketidaknyamanan yang terjadi.

Sepertinya perasaan itu ada ketika ekspetasi terlalu besar dari realita dan harapan tidak sesuai. Dan pertanyaannya haruskah ada amarah?

Entahlah....apakah marah itu memang diperlukan?tapi kalau menurutku seharusnya tak perlu ada amarah,kalaupun ada hal - hal yg memang tidak sesuai,terima saja,tapi mungkin untuk beberapa orang mereka membutuhkan untuk sebuah eksistensi bahwasanya ego mereka diakui. Tapi yang aku rasakan amarah hanya menghabiskan energi yang ada di dalam diri kita dan akhirnya sia - sia, bukan berarti aku tak pernah marah karena aku juga manusia biasa yang masih terbelenggu oleh emosi,tapi aku belajar mengendalikannya,dan aku lebih suka membawa amarahku dalam tidur,karena setelah bangun aku mudah melupakannya ha....xx emang dasarnya aku pelupa kali ya

Tuesday 11 August 2015

Diri Sendiri...

Ternyata mengenali diri sendiri tidaklah semudah ketika mengatakannya. Karena hal itu berlaku pada diriku. Semua bermula ketika aku menceritakan satu hal yang terjadi pada diriku dan menurutku cara menyelesaikannya adalah dengan berbicara. Tapi tenyata aku tak pernah bisa membicarakannya,entah bagaimana ada saja halnya yang membuat kami tak bisa berbicara satu sama lain. Aku tak pernah memaksakan sesuatu itu karena aku terkadang berpikir aku sendiri tak siap untuk melakukannya. Tapi disatu sisi diriku seperti menuntut sesuatu itu terjadi dan akhirnya memang tak pernah terjadi. Aku membicarakannya dengan adikku dan dia hanya berkata,"cukup mba...kamu mencari sesuatu diluar diri sebenarnya lo dah tau jawabannya."

Dan aku akhirnya terdiam,entah merenung,berpikir atau malah tak mengerti,atau tak mau tahu!

Setiap manusia mempunyai hati nurani atau "spiritual helper" kalau pake istilah adikku. Apapun istilahnya Tuhan sudah menciptakan diri fisik kita dan paketnya. Jadi inget waktu aku ikut lokakarya padmajaya,ibu pembimbingku berkata,"sebelum diri fisik kita diciptakan kita sudah diberitahukan tentang petunjuk tehnis tentang diri fisik kita dan paketnya." Setelah lahir kita seringkali lupa dengan aturan atau rules yg sudah dibuat tersebut. Tapi Tuhan itu memang luar biasa, sepertinya Tuhan memang tahu akan hal tersebut, makanya ketika kita keluar dari aturan yang sudah dibuat pada awal penciptaan, kita selalu diingatkan akan tujuan awal dan aturan yang telah dibuat tersebut. Kita seperti lupa akan diri kita sendiri, tujuan penciptaan kita, dan pembelajaran apa yang seharusnya kita dapat.

Kita seringkali asyik dengan hal duniawi yang sebenarnya bukanlah tujuan awal kita ada di dunia ini dan siapa diri kita sendiri! Kita lupa dengan diri kita sendiri dan sibuk melihat hal dan apa yang ditempelkan lingkungan, nilai, dan pemikiran orang lain terhadap kita yang bukanlah sebenarnya diri kita sendiri. Kita disibukkan dengan pemikiran dan apa yang dihasilkannya atau yang diakibatkannya, padahal itu tidaklah penting pada dasarnya. Tapi memang seperti itu mungkin hakikat manusia pada umumnya dan mungkin menjadi batu sandungan manusia pada umumnya. Dan asumsi serta pendapat yang aku tuliskan juga hasil dari sebuah pemikiran dan pendapat, jadi tidaklah penting buat diriku sendiri.

Butuh waktu dan ketakutan untuk mau menerima kenyataan siapa sebenarnya diri kita sendiri,bukan diri fisik yang terkadang adalah hasil cipta dari pemikiran atau nilai yang ditempelkan orang lain. Misalnya baik atau jahat, keras atau lembut dan sebagainya, karena itulah dualitas, diri sejati tak pernah mengenal dualitas, tak ada baik atau jahat yang ada adalah apa adanya, tak ada konsep atau pemikiran yang ada adalah apa adanya. Sepertinya aku mudah mengatakannya dan aku seperti mengenal diriku sendiri, tapi kenyataannya hidupku adalah pengenalan diriku yang sebenarnya. Sampai akhirnya aku benar - benar melihat dan mengenali diri sejatiku....