Saya jadi teringat kejadian hari minggu yang lalu dan ini terjadi pada adik saya sendiri. Entah bagaimana ceritanya dia sore itu keluar kamar sambil mengatakan, " mba....ak dighosting si H." Sambil menangis dan memeluka saya tiba-tiba. Saya yang sedang mengerjakan tugas, agak kaget karena jujur saya tidak paham kata2 "ghosting". Saya bertanya tentang apa itu ghosting dan dia menjelaskan sambil menangis dan sempat saya bingung walau sy paham pada akhirnya. Dan kondisi ini sempat membuat rasa sedih dan mungkin trauma jika tidak diselesaikan dengan baik. Maksud selesai dengan baik adalah bukan dengan orang tersebut. Karena yang membuat luka itu ada adalah bagaimana cara orang memperlakukan orang lain yg mungkin tidak sesuai atau seharusnya. Saya hanya berkata pada adik saya pada saat itu," kamu bisa memaafkan dia??." Dan dia mengangguk dan menjawab," bisa...". Sambil saya memberi penjelasan pada dia apa yg pernah saya rasakan dengan kasus lainnya, dan bagaimana saya belajar melakukan healing pada diri saya sendiri. Saya hanya bilang menangislah semalam ini dan esok semua akan baik-baik saja. Kami sempat berdiskusi beberapa hal tentang kondisi saat itu sampai tengah malam ha...xx karena pada kondisi awal terluka akan ada tahapan penolakan dan pembenaran, itu hal yang sangat lumrah terjadi dan begitu manusiawi yg dilakukan adik saya. Dan saya menjelaskan sesuatu juga bukan berasal dari sesuatu yg tidak saya rasakan, tetapi apa yang saya rasakan. Jadi kondisi terluka begitu saya pahami. Saat itu saya begitu mudah mengatakan karena memang saya sudah melewati kondisi itu dan ketika memaafkan dan menerima kondisi adalah hal yang menyembuhkan luka itu perlahan-lahan.
Banyak orang yang masih menyimpan dendam atau membiarkan luka itu semakin membesar dengan terus mengingat rasa sakitnya. Melepas semuanya, perasaan yang muncul akibat luka tersebut dan menerima semua perasaan terluka itu dengan setulus hati kita. Dan menjadikan luka itu kekuatan kita adalah satu hal terbaik yang bisa kita lakukan.Karena begitu luka itu sembuh kita bisa menjadi healer bagi orang lain. Karena bukan orang lain yang menyembuhkan semua luka-luka kita tapi diri kita sendirilah yang merupakan healer terbaik. Dan ketika anda menyembuhkan diri sendiri secara tidak langsung anda menjadi penyembuh buat orang lainnya. Percayalah menyembuhkan itu mudah dan tidak sulit ketika anda denial atau menolak itu manusiawi dan juga sebuah proses. Dan sebuah kesadaran untuk healing adalah kunci utamanya. Tapi jangan berharap ketika anda sembuh dari luka yang satu tidak akan ada luka lainnya. Karena luka yang baik adalah luka yang memberi kekuatan. Dan kekuatan muncul dari kelemahan dan kerapuhan,entah benar atau tidak saat ini keyakinan saya seperti itu. Jadi jangan pernah takut dengan luka, walau kadang kita takut menerimanya. Healing yourself to being a healer to another else.