Thursday 30 November 2017

Entah apa ini judulnya

oSetiap saat yang tampak kita lihat di depan kita apakah sebuah realita? terkadang hal ini tidak bisa terjawab pasti.Seperti saat ketika aku menghadiri pernikahan teman kerjaku, kebetulan aku datang bersama sama teman kerjaku. Yang menjadi fokus perhatian adalah saat aku selesai bersalaman dengan mempelai saat pemberkatan,ak melihat seorang bapak tua yg terduduk dikursi gereja dengan tongkat besi tersimpan disampingnya. Aku menduga bapak ini terserang stroke bila aku melihat kondisi fisik beliau,aku sempat bertatapan mata dengan beliau dan entah apa yang aku lihat di matanya yang aku bisa lihat adalah sorot mata kesedihan, aku sempat ingin menyapanya atau bersalaman dengannya tapi aku urungkan karena takut salah memulai kata kata,ak hanya duduk di barisan kursinya bersama teman temanku. Dan entah kapan datangnya seorang wanita lebih muda usia dari bapak tersebut memberikan makanan cair pada bapak tersebut, aku menebak beliau adalah istrinya. Yang saat itu menjadi perhatianku adalah cara ibu ini menyuapi bapak ini, walau hanya makanan cair tapi ibu ini menyuapi kalau menurutku sedikit tidak manusiawi. Mulut bapak ini dijejali makanan cair tanpa jeda sehingga beberapa makanan cair itu banyak menetes di mulut si bapak itu. Aku meminta temanku yang membawa tisu memberikannya kepada ibu tersebut agar mulut bapak itu tidak belepotan makanan cair, aku tidak tega saja melihatnya, dan temanku memberikan tisu basah pada ibu tersebut dan mereka sempat mengobrol.

Aku hanya berpikir saja, apapun yang pernah dilakukan oleh bapak tersebut sebelum dia sakit atau apapun itu bila pernah dia menyakiti ibu itu atau apapun yang pernah dilakukan, janganlah membuatnya seperti seorang pendosa. Cukup apa yang telah diterimanya dengan kondisinya saat ini saja sudah menjadi sesuatu yg mungkin memang harus dijalaninya,tanpa menambah kesedihan dalam dirinya. Tapi itu semua adalah hal yang manusiawi, tak ada manusia yang begitu sempurna. Apa yang ibu itu lakukan dan apa yang bapak itu terima.

Hidup hanyalah satu bagian memberi dan menerima. Ada saatnya memberi dan menerima...

Hanya sebuah pikiran...

Apakah tanpa pilihan adalah pilihan?

Hidup terkadang memberi sebuah hal yang seperti tanpa pilihan. Terkadang kita melihat sebuah hal seperti yang tanpa pilihan, padahal setiap hal dalam kehidupan ini hasil sebuah pilihan. Tak ada yang tidak dipilih walau kelihatannya tanpa pilihan. Karena setiap pilihan mengikuti paketnya, maksudnya adalah bahwa apapun yang kita terima adalah hasil dari pilihan yang kita ambil. Ketika kita memilih berbelok ke kiri atau kanan saat ada dipersimpangan jalan, semua hal yang kita pilih baik itu kiri atau kanan atau bahkan tidak berbelok, lurus sekalipun ada bagian cerita yang akan ditimbulkannya,jadi persiapkan saja diri dengan apapun yang telah kita pilih,tidak mudah memang karena sang pemberi hidup hanya ingin semua bisa dipertanggung jawabkan saja. Dan semua sudah dipersiapkan baik adanya, sesuai dengan niat yang baik.