Wednesday 25 November 2020

Angkuh vs Tidak Berdaya...

Tanpa sadar aku membuat keangkuhanku sendiri. AKU melabeli diriku dengan manusia yang selalu berusaha untuk tidak merepotkan orang lain. Dan aku tak menyalahi diriku sendiri akan hal ini. Aku memiliki beberapa faktor lingkungan yang mungkin membuat aku seperti ini. Aku memang secara sadar dibentuk oleh keadaan untuk menjadi kuat walau aku seorang wanita. Karena kebanyakan orang mempunyai pencitraan tentang wanita sebagai wanita yg harus dilindungi atau mgkn dijaga. Tapi karena keadaan pulalah aku disiapkan untuk menjaga entah dengan sengaja atau tidak dan doktrin ini berhasil dalam diri fisikku. Dan aku berusaha untuk menjaga semua hal baik adanya. Aku tidak menyalahkan keadaan karena mungkin memang ini pilihan yang aku pilih sendiri. Tak ada yang tahu selain diriku sendiri.

Dan aku juga tidak menyalahkan orang untuk bisa memahami kondisiku, karena semua terjadi atas pilihanku sendiri.

Sebuah keadaan atau kondisi terjadi,sepertinya tidak mungkin tanpa sebuah kesepakatan dari diri yg menjalaninya. Karena kalau dirinya tidak siap dia tidak akan bs menjalani apa yang dijalani bukan, karena logikaku mudahnya berpikir seperti itu. Dan apa yang aku jalani pun bukan tanpa kesepakatan dengan diriku sendiri. Dan dari kesepakatan ini saat aku jalani akhirnya aku menyadari hal ini, keangkuhan...

Dan kesadaran itu muncul pada saatnya aku mengerti, karena tanpa pemahaman akan kesadaran itu semuanya hanya akan sia2 tak ada pembelajaran yang aku dapatkan. Kenapa aku berasumsi seperti itu?karena semua hanya akan menjadi sebuah kebiasaan sehari hari saja. Hanya aktifitas biasa saja. Disinilah beda kesadaran bekerja dan tidaknya..

Dan aku menyadari bahwa kekuatanku yg sudah dibentuk untuk menghadapi banyak keadaan akhirnya menyadarkanku tentang ketidakberdayaanku yang sebenarnya ada tapi tertutupi oleh sisi lainnya. Bukankah semua hal dalam hidup ini hanyalah masalah keseimbangan,ketika ada yg muncul terlalu berlebih dia yang akan mendominasi. Dan ketidakberdayaan bukanlah sebuah kesalahan atau aib, tapi dia ada untuk menunjukkan sisi humanis seseorang, tanpa ketidakberdayaan seorang manusia tidak terlihat sebagai manusia itu pointnya. Manusia dihadirkan untuk saling membantu,mendukung dan saling membutuhkan  satu sama lainnya. Tak ada yg bs melakukan apapun sendirian, tapi kadangkala keadaan atau kondisi membuat manusia lupa akan sifàt kemanusiaaannya. Karena merepotkan bukan aib asal tidak dimanfaatkan atau dilakukan berlebihan. Misalnya ketidakberdayaan diperlihatkan untuk menimbulkan rasa iba berlebih itu beda konteksnya lagi. Semua hal dilakukan dalam keseimbangan,manusia menjadi kuat tidaklah salah tapi tidak salah juga kalau ia lelah karena sudah tidak berdaya dan membutuhkan sandaran yang kuat juga bukan agar tidak sama2 jatuh, kalau sandarannya rapuh yang ada pastilah akan jatuh bukan? Jadi hukum alam akan terjadi dengan sendirinya, kuat dan tidak berdaya hanyalah masalah kondisi kalau sy simpulkan sendiri jd kalau bingung tidak usah takut itu juga kondisi ha....xx