Thursday 22 March 2012

Statusku Janda...

Jadi inget mau cerita sesuatu,kemaren aku ngobrol dengan teman kerja baruku,karena baru hari ini kita ketemu.Singkat cerita,kesan pertama ramah dan cantik.Semoga bisa diajak kerjasama yang baik.
Awalnya canggung juga karena aku agak susah basa basi,kadang kadang kalau terlalu akrab aku suka lupa batasan.Makanya setiap awal ketemu aku lihat situasi dulu, takut malah bikin orang sakit hati he he he

Ternyata  yang memulai percakapan dirinya dan dia yang banyak bercerita dan aku hanya menanggapi sesuai pertanyaan saja.Sebenarnya aku sudah sedikit mendengar dari beberapa temanku tentang teman baruku ini,tapi aku kan belum pernah ketemu langsung jadi buatku kalau belum bertemu dan berbicara dengan orangnya langsung agak susah memberi kesan,dan akhirnya aku ketemu juga.Intinya buatku Eneng anak yang ramah dan sangat cantik.

Tapi ada satu hal yang membuatku sedikit kaget saja,dia bercerita kalau dia divorce.Aku tahu hal itu saat dia bertanya padaku apakah aku sudah menikah dan aku jawab,”belum...emang kenapa?”

Kemudian dia langsung berkata,”gak teh,cuma tanya...berarti saya penikahan dini yah?”.

Aku kemudian bertanya,”emang kamu menikah umur berapa?”.Sedikit ingin tahu karena ia berkata seperti itu.

Sambil tersenyum Eneng berkata,”dua puluh satu...”.

Aku terdiam sesaat.

“Anak kamu berapa?”,lanjutku bertanya.

“Dua...satu umur tiga tahun dan satunya dua tahun,perempuan semua teh,”lanjut Eneng.

“Sekarang sama siapa?”,lanjutku kemudian.

“Sama aku tapi kalau kerja diasuh mamah...”,lanjut dirinya.

“Sekarang umur kamu berapa Eneng?”,aku melanjutkan pertanyaanku.

“27...teh,”dia menjawab pertanyaanku.

Setelah itu dia sedikit bercerita tentang dirinya dan sedikit pengalaman hidupnya,walau pastinya ceritanya tak akan banyak karena kita baru bertemu,pasti ada hal hal yang tak akan ia ceritakan padaku dan aku juga tak akan banyak bertanya walau pada kenyataannya aku sangat ingin banyak bertanya dengan dirinya.

Berarti kamu “Janda”,itu hanya perkataan dalam hatiku.

Karena itu yang kemudian muncul dalam pemikiranku.

Status itu sudah menempel dengan dirimu,entah suka atau tidak sepertinya dirimu paham akan hal ini.Dirimu memang bercerita tentang penyebab perpisahan kalian tapi bukan hal itu yang menjadi pemikiranku,toh hal itu sudah menjadi kesepakatan kalian.

Usiamu baru 27 tahun,seorang perempuan cantik,sangat cantik menurutku.Tapi berbanding terbalik dengan kenyataan yang kamu jalani.Apapun alasannya aku sedikit kecewa dengan perpisahan kalian.Tapi itu hidupmu dan pilihanmu .Aku membayangkan kedua anak lucumu walau aku belum bertemu dengan mereka.

Entah bagaimana perasaan mereka yang masih sangat kecil harus merasakan hal tersebut.Aku juga tak berhak menilai keputusan yang sudah diambil oleh kedua orangtuanya.Mungkin karena aku bukan berasal dari keluarga yang terpisah jadi agak susah menerima hal ini.

Setiap keputusan ada penyebab dan alasannya.Mungkin hal ini juga terpaksa harus dilakukan dan pastinya sudah diperhitungkan dengan baik.Apa mungkin seperti ucapan Eneng padaku.”berarti saya pernikahan dini?”.

Tapi sepertinya aku tak terlalu setuju 100 persen dengan kata katamu,teman.Mungkin ada benarnya sebagian, tapi toh ada beberapa hal yang tidak terjadi sama,toh ada temanku yang menikah saat berusia 20 tahun dan sampai saat ini baik baik saja kelihatannya.Entahlah apa yang terjadi pada kalian.Tapi apapun itu,perpisahan hanya membuat daftar panjang anak anak yang harus kehilangan haknya untuk mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya.Dan mungkin merasakan kebingungan hidup akan pertanyaan pertanyaan yang nantinya harus mereka cari sendiri jawabannya.
Yang jelas sekarang stempel dan status itu sudah menempel dengan dirimu dan kebetulan dirimu adalah wanita,dan semua menjadi berbeda.Kenapa kalau hal ini terjadi pada wanita semua menjadi berbeda yah?

Aku gak tahu apakah aku harus kasihan dengan dirimu atau harus bagaimana?Mungkin dirimu sekarang bahagia atau sedih,aku juga tidak tahu.Yang jelas anak akan selalu menjadi korban akan sebuah perpisahan.Tapi aku juga bingung kalau kenyataannya mengharuskan sebuah perpisahan.Bisakah orangtua yang harus berkorban untuk anak anaknya?

Tapi lepas dari itu semua semua keputusan atau tindakan pasti ada sebab dan akibat,mungkin aku memang  tidak tahu penyebab pastinya.Yang jelas hidup harus terus berjalan dan skenario hidup akan selalu dibuat...

Monday 12 March 2012

Kata kata ajaib itu...

Seperti biasa ibuku selalu mempunyai jurus jitu yang bisa membuatku berlinangan air mata,dan kali ini pun aku menangis.Tapi seperti biasa aku menangis hanya dibelakangnya alias diatas bantal.Entah sengaja atau tidak sengaja,tapi hari itu aku begitu sensitifnya.Apa mungkin karena aku sedang menstruasi jadi rasanya kemarin aku sangat sensitif?

Sedih rasanya,saat ibuku berkata,”mamah tuh,mikirin kamu makanya gulanya gak stabil,bukan karena makanan.”

“Aduh...kenapa sih kata kata ajaib itu yang selalu mamah katakan,dan sepertinya aku mendengarnya lebih dari satu kali,dan hasil akhirnya pasti aku menangis.Kenapa sih  harus kata kata itu yang terlontar dari mulut mamah,cukup satu kali bicara dan melontarkan kata kata itu, aku sudah sangat paham maksudnya.Dan kalau mamah beranggapan aku masih saja tampak santai dan seperti tidak merespon kata kata itu,bukan berarti aku tidak berpikir.

Dengan mamah berulang kali melontarkan kata kata itu,sama artinya mamah tidak percaya pada aku,dan itu cukup menyakitkan.Siapa sih anak yang tidak ingin berbakti dengan orangtuanya.Mamah juga sudah pernah bilang dahulu,”kalau mau bikin mamah bahagia,menikah...”

Dan aku paham hal itu.Tapi berulang kali aku juga berbicara bahwa tidak segampang itu menikah,apalagi bila kita tahu peliknya masalah rumah tangga,jadi wajar dong mah kalau aku berpikir matang matang.Memilih juga wajar selama pilihannya rasional?Dan kalau memang itu sebuah kebahagiaan yang mamah inginkan aku siap mengorbankan perasaanku buat mamah,tapi mamah sendiri gak mau menerima saat aku melontarkan hal itu.

Aku sangat paham maksud mamah,dan rasanya ketika hal itu terdengar lagi,sedih rasanya...
Aku juga pernah bilang sama mamah kalau mau menjodohkan silahkan,tapi mamah sendiri menolak.Dengan alasan takut suatu saat dituntut kalau terjadi apa apa,jadi sebenarnya aku harus bagaimana?

Tak bisakah mamah sedikit bersabar saja,aku sudah mempunyai pemikiran kesana,kalau aku tak pernah mengenalkan seseorang kepada dirimu,bukan berarti aku tak serius menanggapi kata kata ajaibmu.Tapi aku hanya tak ingin memberi banyak harapan yang terlalu tinggi.Yakinlah satu hal mamahku sayang,ketika saatnya tiba pasti ada seseorang yang meminta ijin kepada dirimu untuk menjaga anak nakalmu ini,semoga bisa aku pertanggungjawabkan secara moral kepada kalian,dan semoga tak meleset jauh dari harapan kalian.

Ibuku memang sering berkata,”Mamah gak pernah minta muluk muluk dari kamu kok,misalnya harus begini atau begitu cukup bisa bertanggungjawab dan dipertanggungjawabkan selesai,gampang kan?”.
Nah,itu masalahnya,hari gini semoga masih ada lelaki seperti itu,dan aku harus optimis masih ada kok.Jadi tolong bersabar sedikit mamah...

Aku paham disetiap doa malammu pasti terselip kata kata ajaibmu untuk anak gadismu yang keras kepala ini,dan itu yang semakin membuatku bersedih ketika sampai hari inipun tak lelah dirimu mendoakan aku.Aku percaya satu hal,doamu yang tulus pasti memberi berkah yang luar biasa untuk diriku.Dan semoga saat doamu terkabul,aku sudah siap lahir dan batin menerimanya.

Mamah pasti juga lelah menanti saat itu,sama halnya dengan diriku...

Tapi aku berdoa untuk mamah semoga selalu diberi kekuatan dan kesabaran lebih dalam menghadapi diriku dan aku pasti sangat sudah berpikir untuk itu.Walau kadang kala aku tak terlihat serius,tapi percayalah ibuku sayang,aku sangat serius berpikir.

I love you...mom

Sunday 11 March 2012

Wanita...

Wanita pekerja merangkap ibu rumah tangga.Hal ini yang banyak terjadi pada situasi dan kondisi sekarang.Kalau ditanya satu persatu semua ibu dan wanita pada umumnya,mungkin ada bermacam macam pendapat.Semua tergantung sudut pandang masing masing wanitanya.Terlepas dari itu semua,aku hanya mencoba melihat yang terjadi dilingkungan kerjaku dan sekitarku saja.

Kebetulan karena lingkungan kerjaku yang satu tempat denganku semuanya wanita,jadi otomatis mereka semua adalah wanita pekerja sekaligus ibu rumah tangga.Dan apa yang terjadi pada mereka bisa menjadi tolak ukur pembelajaranku nantinya ketika tiba saatnya aku menjadi seperti mereka juga atau mungkin hanya seorang ibu rumah tangga biasa.Tak ada yang tahu pasti bukan.

Tapi yang menjadi bahan pemikiranku saat ini adalah keberadaan ibu ibu pekerja sekaligus ibu rumah tangga menjadi sebuah fenomena biasa untuk kondisi saat ini.Istilahnya menjadi trend senterlah,karena bukan hal yang aneh untuk seorang wanita bekerja diluar rumah dan sekaligus tetap mengurus rumah tangga yang katanya adalah kodrat seorang ibu.Banyak kejadian yang menarik dari pengalaman teman teman kerjaku sendiri.Dan hal tersebut menjadi sebuah tantangan untuk wanita jaman sekarang,karena secara otomatis tugas kami sebagai wanita menjadi bertambah.Tapi hal tersebut bukanlah sebuah kendala buat teman temanku pada umumnya,walau pada kenyataannya banyak hal yang terjadi menyertai kehidupan mereka.

Ketika aku tanya pada mereka,kenapa memilih tetap bekerja walau ada saat saat tertentu terbentur dengan kendala yang membantu mereka mengurus pekerjaan rumah tangga terkadang tidak ada.Sehingga mereka kerepotan dengan hal tersebut,tapi toh mereka tetap memilih bekerja.Dan tahu apa jawaban mereka ketika aku mencoba menanyakannya,”gak kebayang aja kalau seharian dirumah terus,kalau cuma sehari dua hari sih mungkin bisa tahan,Cuma nantinya gimana?”.

“Maksudnya gimana sih?,”aku mencoba memperjelas jawaban mereka.

“Bayangin aja,kalau sekarang biar kita pusing gak punya pembantu atau masalah apapun terjadi dirumah,kalau udah sampe tempat kerjaan bisa hilang tuh stres,”seperti itulah jawaban mereka.

“Emang kalau dirumah terus kenapa?,”tanyaku kemudian.

“Yah...kepikiran aja malah jadi tambah stres kalau pas ada masalah,kalau ditempat kerja bisa curhat ada teman bicara jadi gak fokus sama masalah,jadi kalau pas pulang gak selalu bikin emosi,”lanjut cerita salah satu teman kerjaku.

“Oh...gitu yah,”aku mencoba berusaha mengerti.

“Nanti juga kamu ngerasain kok kalau rumah tangga kayak gimana,”lanjut temanku.

“Apalagi kalau kita terbiasa mempunyai uang dari hasil keringat sendiri,kayaknya kalau harus murni uang suami jadi gimana gitu,”lanjut mereka.

“Lah,emang kenapa dengan suami kan udah jadi tanggung jawab suami sebagai kepala keluarga buat nafkahin kita dan keluarga?”aku mencoba memancing jawaban temanku tadi.

“Yah,pokoknya beda ajalah,kalau uang kita sendiri kan lebih bebas kalau mau makenya,”lanjut temanku.

Aku hanya tersenyum mendengarnya.

Mungkin maksud temanku adalah masalah tanggung jawab seorang istri dan ibu ketika mereka harus mengelola keuangan keluarganya.Maksudnya ketika ada keinginan yang mungkin berasal dari dirinya sendiri dan bukan demi kepentingan keluarga inti pada umumnya,mereka bisa lebih mudah menggunakannya.Tapi aku paham perkataan mereka,karena pada umumnya wanita adalah mahkluk yang spontan.Tapi intinya kalau menurutku adalah masalah “komunikasi”.

Sepertinya memang wanita lebih menggunakan perasaan dalam bertindak dan berpikir,ketika ada sesuatu terjadi kami memang jadi lebih sensitif dan hal tersebut yang mungkin kurang dimengerti oleh pasangan mereka.Sehingga ketika terjadi masalah mereka butuh didengarkan atau sekedar mengeluarkan apa yang mereka rasakan saat itu,dan hal itu mungkin bisa dimengerti oleh sesama wanita,seperti juga sebaliknya yang terjadi pada pihak pria mereka akan lebih mudah dimengerti oleh sesama pria.Sebuah hal yang manusiawi bukan?

Bukan berarti ibu rumah tangga murni tak punya teman atau tak bisa bercerita dengan wanita yang lainnya.

Ini mungkin masalah “eksistensi” wanita,karena mereka juga mau keberadaannya diakui oleh kaum pria terlebih suami.Jadi inget kata kata ibuku waktu kita ngobrol santai,ibuku pernah menasehatiku begini,”pokoknya kalau nanti kamu menikah kalau bisa kamu tetap bekerja.”

“Emang kenapa gitu mah?”,tanyaku ingin tahu.

“Pengalaman mamah sih wanita kalau kerja lebih bisa dihargai oleh suaminya,apalagi kalau perempuan itu tetap bisa menjaga tanggung jawabnya sebagai ibu dan istri,kayak mamah gitu,”sambil tersenyum sedikit pamer ibuku bercerita.

“Tapi gak semua suami kayak bapak kan mah,bisa ngertiin istrinya,”sahutku mencoba menyanggah.

“Pokoknya pesan mamah sih kalau kamu rumah tangga kalau bisa tetap kerja,kan malah bisa membantu ekonomi keluarga,sekarang apa apa udah mahal, apalagi nanti kalau anak anak kamu udah masuk sekolah butuh biaya banyak,belum tentu suami kamu nanti orang kaya,tapi kalau kaya juga kerja ajalah,mamah gak mau nanti kamu dianggap cuma menadah tangan”lanjut ibuku.

Aku jadi tertawa mendengarnya,soalnya pembicaraan kami jadi lebih serius,tapi ada benarnya juga ibuku ini,mungkin kalau pilihan bekerja karena realitas hidup dan sebuah eksistensi bisa dipahami.

Toh,pengalaman ibuku terbukti nyata bisa mendidik kami hingga kami seperti sekarang dengan tetap bekerja hingga sekarang.Walau pastinya banyak kendala yang dihadapi dan berbagai masalah yang terjadi diantaranya,tapi bukankah semua butuh perjuangan,kerja keras dan mungkin harus sedikit lelah.Tapi dengan sebuah kerja sama semuanya bisa indah pada akhirnya,seperti ibuku dan ayahku mereka membuktikan sebuah kerjasama dan pengertian dan membuahkan hasil yang baik.Terlepas dari apa yang mungkin terjadi diantaranya.

Ditambah lagi cerita teman kerjaku yang kehidupan keluarganya bermasalah karena suaminya menikah lagi dengan wanita lain dan meninggalkan mereka tanpa tanggung jawab pernah berkata,”untungnya saya masih kerja sampai sekarang jadi anak anak masih bisa saya urus sendiri tanpa bapaknya juga,gak kebayang kalau dulu saya berhenti bekerja”

Tapi itulah kehidupan dengan segala warna yang menyertai,toh ada banyak wanita yang mempunyai cerita dan pilihan lainnya dengan menjadi ibu rumah tangga murni.Dan mereka juga bukan berarti tidak dipandang,toh menjadi ibu rumah tangga murni atau tetap bekerja adalah masalah pilihan.

Asal paham dengan apa yang menjadi pilihannya tak ada yang lebih baik atau tidak.Semua masalah sudut pandang saja,karena kenyataannya dengan tetap bekerja ada resiko yang membuat kita wanita menjadi ekstra lelah atau berpikir lebih.Tapi menjadi ibu rumah tangga murni juga mempunyai seni tersendiri dan sama artinya,karena esensi sebenarnya wanita berumah tangga adalah sebuah tanggung jawab seorang ibu sekaligus istri.Terlepas mereka bekerja atau tidak.

Semuanya kembali kepada masing masing wanitanya.Tapi mungkin tantangan yang bekerja lebih banyak dan menuntut para wanita menjadi lebih kreatif terutama dalam berpikir,itu pendapatku bila melihat pengalaman teman temanku.

Yang paling penting adalah menjadikan sebuah keluarga bisa saling merasakan keindahan sebuah harmonisasi dan kerjasama,dan wanita berperan penting didalamnya,sehingga menjadikan sebuah “surga kehidupan”dalam keluarga .

Tuesday 6 March 2012

Band of Brothers

Sebenarnya cd film ini sudah ada sejak kurang lebih 2 tahun yang lalu,tapi baru seminggu ini aku menontonnya.Padahal aku pernah meihat saat adikku dulu menontonnya,tapi karena aku tak tahu awal ceritanya aku tidak tertarik.Dan baru kali  ini aku tertarik pada film “BAND OF BROTHERS”,dan aku terharu menontonnya.

Mulai dari awal cerita hingga akhir cerita aku disuguhi dengan film yang sarat dengan unsur humanisme,terlepas dari film ini bercerita tentang perang dunia I antara tentara sekutu dan jerman ( NAZI ).Film yang diproduseri oleh tom hanks dan steven spilberg lebih mengangkat sisi humanisme dari perang tersebut.Alur cerita yang tidak membuatku bosan walau ada beberapa cerita yang harus mengulas masa lalu tidak membuatku jenuh dan bingung tapi malah membuatku bisa berpikir dan mencoba merunut semua cerita hingga diakhir cerita yang “happy ending” ada sebuah benang merah yang bisa ditarik kesimpulannya buat aku yang menontonnya.

Film ini lumayan panjang karena dibagi menjadi 6 seri dan terdiri dari 10 bagian cerita dan masing masing bagian mempunyai ceritanya masing masing tapi tetap masih berhubungan.Ini yang menarik dari serial cerita ini.Simple tapi mempunyai makna yang cukup dalam.

Dengan awal narasi disetiap bagian dari tokoh tokoh cerita yang masih hidup,mereka seperti menjadi prolog cerita tersebut.Tokoh utama cerita ini menurutku adalah kapten Richard Winter alias Dick,bagaimana ia mengawali dirinya dalam sebuah perang dunia I dan menjadi bagian dari peperangan ini.Aku menyukai sosok dirinya dan Ronald C Speirs menurutku mereka adalah sosok pemimpin yang pantas dijadikan panutan bagi pasukannya dan dicintai oleh mereka hingga mereka pun menghargainya.Dan bagaimana mereka menjadi sosok pemimpin yang sangat humanisme dan bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada pasukannya.Dan yang awalnya membuatku menyukai Winters adalah pembawaannya yang kalem tapi pasti,terlebih saat membuat keputusan disaat genting terlihat kalau ia orang yang paham situasi dan tenang dan  ia ahli strategi menurutku.Cerdas menurutku dan cool pastinya,cowok banget...

Kalau speirs aku suka dirinya yang tak peduli apa yang menjadi penilaian orang akan dirinya,dan sebenarnya dia setia kawan banget.Terlihat ketika banyak orang yang bergunjing tentang dirinya dan beranggapan tentang dirinya yang sadis,kejam dan tidak berperikemanusiaan tapi waktu membuktikan semuanya bahwasanya apa yang dianggap orang selama ini adalah tidak benar dan diamnya tanpa pembelaan atau pembenaran membuat sosok dirinya mempunyai kharisma tersendiri dan maksud tersendiri.Dialah yang akhirnya menjadi salah satu penyelamat kompi “Easy” saat mereka terjebak dan dipimpin oleh pemimpin yang tak punya nyali dan tanggung jawab seperti Dickmen.Dan akhirnya orang melihat sosok humanisme dari seorang Speirs tanpa harus melakukan penjelasan.

Ada lagi cerita tentang seorang Mallarkey seorang yang mempunyai tanggung jawab luar biasa terhadap teman temannya dan selalu berusaha menjadi penyemangat disaat mereka jatuh semangatnya setelah dibombardir pihak jerman dan melihat banyak teman teman mereka wafat atau terluka parah didepan mereka.Ia menjadi orang yang selalu membuat harapan bagi pasukannya hingga ia layaknya seorang pemimpin pasukannya apalagi disaat pimpinan Dickmen yang tak bertanggung jawab.Ia melakukan banyak tugas dengan penuh tanggung jawab,sebuah contoh yang positif,bagaimana sebuah tugas dilakukan dengan sepenuh hati dan tidak setengah setengah menjadi suatu hal yang indah dan hebat.Dan secara otomatis menyebarkan sebuah kebaikan dan akibat yang baik pula.

Setiap bagian dari cerita selalu menyisipkan nilai moral yang bisa di ambil dari sebuah peperangan.Bukan berarti aku menyukai perang lho,apapun alasannya perang tak pernah tidak menyakitkan,karena kedua belah pihak yang berperang pastinya sama sama tersakiti dan menyakiti,tapi itulah perang.Dan film ini mengangkat dari sudut pandang yang lain,bagaimana humanisme tetap ada dalam perang itu sendiri dan menunjukkan bahwa manusia tetaplah manusia.
Di sana diperlihatkan bagaimana mereka yang berperang sebenarnya juga mempunyai rasa yang sama dengan manusia yang lainnya,mungkin mereka sendiri tidak paham dan tidak mengerti mereka berperang untuk apa dan siapa.Ada ketakutan yang dimiliki oleh masing masing individu,terlepas mereka tampaknya berani sekalipun, tetap rasa takut atau khawatir mereka miliki.Kemanusiaan mereka tampak dalam rasa takut mereka,tak ada yang tidak memiliki rasa takut.

Dan rasa takut menunjukkan bahwa mereka memang manusia biasa.Sosok seperti Speirs atau Gunerrea pun akhirnya memperlihatkan sisi humanisme  mereka atau sosok Dolbie diawal bagian,bahkan dickmen pun tak bertanggung jawab karena ia mempunyai rasa takut dan menjadikannya sebuah kamuflase.

Jadi teringat film “Life is Beautifull” film ini juga menceritakan sisi lain dari sebuah perang lebih tepatnya sebuah Camp Konsentrasi Nazi yang bercerita tentang perjuangan seorang ayah yang harus masuk kamp tersebut bersama anak lelaki kecilnya yang berusia kurang lebih 6 atau 7 tahun.Dan hebatnya ayah tersebut adalah ia sangat ingin anaknya tak merasakan sebuah neraka dalam kamp tersebut,sehingga ia selalu berusaha membuat anaknya tertawa dan tetap merasakan kebahagiaan seorang anak.Padahal ia sendiri harus bekerja keras setiap hari bahkan mungkin di siksa,tapi setiap pulang ia selalu tersenyum kepada anaknya dan bercerita sesuatu yang menyenangkan diantara rasa letihnya.Sehingga anaknya merasa tidak dalam sebuah kamp konsentrasi.

Terlepas dari apa yang diakibatkan oleh peperangan,kalau kita mau melihat sesuatu dari sudut pandang yang lain dan berusaha untuk lebih adil menyingkapi hal tersebut.Terkadang aku berpikir, jadi sebenarnya perang itu untuk apa?kalau masing masing pihak juga akhirnya tersakiti dan menderita.Walau mungkin ada beberapa hal yang memang karena alasan lain.Aku memang tak paham dengan peperangan karena aku sendiri tak pernah terlibat langsung dengan hal tersebut,mungkin kalau aku merasakan sendiri hal tersebut aku bisa berkata lain.Seperti di film ‘Band of Brothers’ juga diceritakan ketika terjadi banyak perubahan dalam diri mereka semua akibat dari sebuah peperangan.Ketika mereka banyak yang dihadapkan langsung dengan kematian dan mungkin merasakan sendiri apa itu kematian,dan akhirnya merubah cara pandang mereka akan sesuatu.
Yang paling mengharukan adalah saat mereka yang memulai sesuatu dari awal perjuangan sebuah kompi ‘Easy’ dan selama kurang lebih 2 tahun mereka bersama,dihadapkan dengan kematian entah karena terpaksa atau mungkin sukarela.Bahkan ketika melihat teman terdekat terluka parah dan ada yang harus meninggal,banyak hal yang terjadi karenanya dan itu pastinya merubah mereka semua.Sehingga mereka merasa menjadi terikat dalam persaudaraan,karena tak ada lagi yang bisa dianggap saudara selain mereka.Dan mereka semua telah teruji oleh waktu dan keadaan.Banyak kondisi yang membuat mereka merasakan kedekatan satu sama lain dan akhirnya mereka mereka bersaudara.

Ikatan itu yang mungkin sulit dilepas nantinya,karena mereka terikat bukan dalam keadaan senang,mereka merasakan sebuah hal yang dramatis bahkan mungkin ada yang tak pernah bermimpi sedikitpun.Tapi kenyataannya mereka menjadi bagian itu dan mengalami sendiri hal tersebut.Bersama sama merasakan penderitaan,bau kematian,atau sebuah ketidak pastian hidup.Karena mereka mungkin tak tahu, apakah besok mereka masih hidup lagi atau tinggal sebuah nama.

Bahkan ada beberapa yang mengganggap diri mereka sudah meninggal,mungkin berusaha untuk tidak berharap banyak.Dan mencoba berpikir realistis saja.
Kalau akhirnya ada yang tetap hidup dan terus melanjutkan kehidupan,pastinya perang mengajarkan mereka banyak hal seperti yang dinarasikan mereka.Ketika kita pernah berhadapan langsung dengan kematian dan kita tetap hidup,hal itu bisa merubah cara pandang kita akan kehidupan.

Menghargai sebuah kehidupan dan nilai yang ada di dalamnya,aku beruntung pernah sedikit merasakan walau mungkin berbeda cerita dan kondisi,walau hanya bersinggungan tapi hal tersebut tetap membuatku  merasakan betapa baiknya kehidupan dan pemilik kehidupan yang masih menjagaku dan entah apa yang diinginkannya dariku dengan membuatku tetap ada disini,itu yang masih aku cari.Terkadang hal hal tersebut seperti sebuah mimpi yang apakah kita pernah benar benar merasakannya?

Dan kesadaran itu yang membuatku dan mungkin mereka untuk tetap melanjutkan kehidupan kita dengan lebih baik lagi dan cara kita masing masing.

Hidup adalah sebuah keindahan.Dan rasa takut akan selalu menemaniku karena hanya ini cara yang membuatku tidak berdekatan dengan rasa sombong yang selalu menggoda.