Tuesday 27 April 2021

Tanpa Judul....

Semua bermula dari rasa iri....Tanpa sadar kita merasa seperti bisa menerima kondisi yang terjadi. Tapi pada kenyataannya, tingkah laku kitalah yang akan memperlihatkan apa yang sebenarnya kita rasakan. Aku adalah orang yang sulit mengetahui apa yang aku rasakan, mksdnya ak terkadang sulit memahami atau mengenal perasaanku sendiri. Beberapa kali aku selalu membutuhkan waktu untuk memahami perasaanku sendiri. Terkadang ketakutanku tentang perasaanku sendiri yang membuat aku sulit mengenali perasaanku. Entahlah apa yang salah dengan perasaanku??

Aku selalu berusaha mengetahui seseorang itu tulus atau tidak. Padahal tulus atau tidaknya seseorang bukanlah urusanku. Yang menjadi urusanku adalah apa yang aku lakukan tulus atau tidak bukan apa yang orang lain lakukan. Karena kita seringkali melihat sesuatu dari perspektif orang lain, kita sibuk dengan apa penilaian orang lain dan bagaimana orang lain bersikap. Kita disibukkan dengan hal tersebut, dan kita berusaha mencari pembenaran untuk hal hal tersebut termasuk diriku sendiri. 

Akhirnya aku sadar bahwa tidaklah egois ketika kita tidak memikirkan perspektif orang lain dan tidak berusaha melihat kacamata orang lain. Membiarkan orang melihat sesuatu dengan kacamatanya sendiri dan kita dengan kacamata kita sendiri, membuat kita tidak menilai apapun. Dan sebuah kedamaian yang akan kita rasakan. Tak perlu kita harus memperdebatkan sesuatu yang sudah jelas berbeda dengan membuang banyak energi kita atau sekedar memikirkannya. Tapi lebih menjadi sesuatu yang membuat kita bisa menerima semua apa adanya dan bukan satu hal yang mudah pastinya. Menerima semua apa adanya bukan sebuah konsep tapi realita....

Thursday 22 April 2021

.....

Berita duka aku dapatkan pagi ini. Budeku meninggal dunia, dalam istilah jawa bude adalah ibu gede atau kakak dari orangtua kami. Dan kebetulan budeku ini paling dekat denganku, entah bagaimana kami bisa saling bercerita sebelumnya. Beliau selalu menelponku terlebih terkait kesehatan beliau sebelumnya. Dan kedekatan kami memang layaknya ibu dan anak...beliau ibu keduaku, tidak ada kesungkanan kami saat bercerita. Beliau sangat paham tentang anak perempuannya yang satu ini. Susah untuk saya berkata kata saat ini. Tapi satu hal yang saya ingat adalah kesabaran dan keikhlasan yang beliau ajarkan. Gak ada lagi sapaan khas yang akan muncul saat aku bertandang kerumahnya. Tak ada lagi masakan khas yang bisa aku kenali saat aku mampir kerumahnya. Dan tak ada lagi cerita keluh kesah yang terkadang membuat kami tertawa. Aku tidak ingin menangis, tapi saat mengingat semuanya, tanpa bisa aku tahan ia keluar dengan sendirinya. Dan beliau pergi dalam ketenangan dan beliau tidak ingin merepotkan semuanya. Jiwa sosialnya yang tinggi yang menjadi ciri khas perempuan jawa pada umumnya....Semua sudah selesai, dan saya yakin sebuah ketenangan yang menyertai beliau walau komunikasi kami terakhir tidak maksimal terlebih saat pandemi. Tapi interaksi kami sebelumnya yang lebih bermakna, bagaimana bentuk supporting yang kami lakukan satu sama lain. Terima kasih untuk semua hal yang sudah ibu lakukan untuk sayaaaa...love u budhe...

Saturday 3 April 2021

Bersyukur...

Sebuah kata yang hanya satu kalimat saat diucapkan, tapi bukan hal yang mudah jika kita tak paham apa satu kalimat itu. Orang begitu mudahnya mengatakan hal tersebut, termasuk saya sendiri. Seringkali kata kata ini saya tanyakan kembali pada diri saya, seperti apa itu bersyukur??Apakah saat kita berbahagia??Atau saat kapan kita bersyukur??

Apakah ketika kita mengeluh, kita bisa bersyukur?

Sekali lagi, semua ini tidak bisa dijelaskan dengan kata kata, sampai anda dan saya mengalami sendiri apa itu bersyukur...

Karena semua hal tidak bisa dijelaskan dengan kata kata, semua akan lebih bermakna ketika kita bisa merasakan dan mengalami sendiri apa itu? 

Bersyukur begitu tampak mudah ketika kita mengalami hal tersebut dalam kebahagiaan atau perasaan senang kita, karena hormon yang membuat kita bahagia akan keluar semua dan membuat otak kita bekerja mengenali apa yang akan dilakukannya. Tapi ketika bersyukur saat kita mengalami hal kebalikannya, apakah akan dengan mudah kita bisa melakukannya??

Pertanyaan ini yang seringkali menggelitikku, perasaan apakah bermain main dengan logika??Ketika kita pernah bersinggungan dengan kematianlah yang akan lebih mudah membuat kita merasakan apa kata bersyukur. Tapi apakah kita harus seperti itu?? Tentu tidaklah, hidup adalah hal yang membuat kita belajar banyak hal??kita dapat mengeksplorasi apa yang ingin kita pelajari. Semua tergantung kemampuan dan tingkat pemahaman kita. Itu yang akan membedakan frekuensi setiap jiwa manusia, tahapan itu yang menjadikan mereka berbeda atau sama dalam pemahaman tentang kehidupan. Dan itu semua dipelajari, sama halnya dengan pelajaran formal. Dan pelajaran kehidupan juga memiliki modul modul tersendiri, modul mana yang ingin kita pelajari. Dan bersyukur adalah bagian dari modul kehidupan.

Ketika kita memahami modul itu dengan sangat baik, berarti kita sudah mengerti tentang modul tersebut. Dan mungkin ada banyak modul lainnya yang akan anda pelajari lebih lanjut, tergantung apa yang menjadi pilihan kita untuk mempelajarinya. Jadi kita yang memilih sendiri. 

Jogjakarta...

Sebuah kota yang entah bagaimana ceritanya selalu menjadikan magnet buat diriku untuk selalu kembali kesini. Kalau kata KLA Project, Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat
Sepertinya sepenggal lirik ini benar adanya,yang membuat selalu rindu pulang ke kota ini. Entah magic apa yang membuat itu seakan tidak pernah hilang. Walaupun setiap pulang kesini aku hanya tidur dirumah dan menikmati suasana keheningan yang ada.

Tapi kali ini ada yang membuatku sedikit kaget terlebih selama pandemi, ini pulang pertamaku karena kondisi sudah memungkinkan untukku kesini. Kampung halaman ibuku yang selama ini begitu asri khas daerah pedesaan, mulai sedikit demi sedikit berubah fungsi menjadi perumahan diareal persawahan penduduk...

Ini aku lihat ketika beberapa tempat yang aku lihat dahulu adalah sawah yang luas mulai berubah menjadi rumah atau mungkin rumah makan. Karena memang pasti investor akan selalu melirik Yogyakarta sebagai tujuan destinasi wisata. Dan masyarakat kota sekarang yang haus akan suasana pedesaan menjadikan ini area picnic baru mereka. Disatu sisi ada pergerakan ekonomi yang berkembang disini, tapi disatu sisi merubah area persawahan menjadi perumahan ini yang akan ditakutkan merubah konsep pedesaan alamiahnya. 

Terlebih sudah ada perumahan yang dibangun diatas bukit di daerah sini. Ini yang akan membuat beberapa perubahan pastinya. Aku yang masih bisa melihat langit malam bertabur bintang didepan rumah keluarga kami. Sepertinya polusi cahaya akan mengaburkan cahaya bintang bila semakin banyak cahaya rumah menerangi kegelapan disini. Ini yang aku takutkan, aku tak lagi bisa melihat cahaya bintang ditengah persawahan didepan rumah sambil aku leyeh leyeh didepan jalanan. 

Tapi tidak ada yg salah dengan laju perekonomian. Semua akan berjalan seperti apa adanya, jika roda itu bergerak, akan ada konsekuensi yang diambilnya. Dan semoga konsekuensi itu tidak merubah konsep kealamian yang selama ini membuatku rindu suasana pedesaan. Setiap pagi berjalan dengan menghirup udara segar didepan rumah,cukup didepan rumah.

Semoga aku masih tetap bisa kembali kesana dengan suasana khas pedesaan, walau mungkin ada beberapa hal yang berubah secara dinamis tanpa mengubah konsep asli pedesaan. Biarlah setiap sudut masih bisa menyapaku bersahabat dengan sapaan khas mereka.

Friday 2 April 2021

Reaksi...

Manusia dilahirkan ke dunia dengan mempunyai apa yang dinamakan perasaan, dan manusia bisa mengungkapkannya. Ini yg membuat manusia berbeda dengan makhluk hidup lainnya, bisa jadi makhluk hidup lainnya mempunyai hal ini tapi mereka tidak bisa mengungkapkannya. Dan ini yang menjadikan manusia begitu unik satu dengan lainnya. Ketika manusia berespon dengan yang namanya perasaan. Hal ini bisa aku pahami ketika aku adalah juga bagian dari manusia itu. Bagaimana tidak ketika perasaan itu yang bisa jadi mempengaruhi kehidupan manusia selanjutnya. Dan aku bisa melihat hal tersebut didiriku dan orang lain disekitarku. 

Setiap manusia benar mempunyai perasaan hanya bagaimana manusia itu merespon apa yg dirasakan oleh perasaan. Ada manusia yang merespon perasaannya lebih dari manusia lainnya, misalnya ketika manusia merasakan rasa sedih atau kebalikannya apa yang dilakukannya? Berbeda beda bukan?Nah respon itulah yang menentukan bagaimana kehidupan manusia itu selanjutnya...

Apakah manusia tidak boleh merasakan perasaan dan mengungkapkannya apapun rasa itu? Sepertinya tidak juga...Tidak ada yang salah dengan perasaan, hanya bagaimana manusia merespon terhadap apa yang dirasakan perasaan kita. Misalnya ketika seseorang bahagia, dia berhak mengekspresikan perasaan bahagianya dan mungkin mengungkapkannya agar manusia lain mengetahuinya, sekedar berbagi. Dan mungkin perasaan sebaliknya, ketika perasaan sedih muncul bisa jadi orang lain mencoba mengungkapkan dan menjelaskan apa yang dirasakan dengan berbagai cara. Satu hal yang manusiawi yang dilakukan manusia, karena ini kodrat manusia. Karena ini aku pahami ketika aku bisa merasakan semua perasaan yang ada dan mencoba mengkomunikasikan dengan manusia lainnya yg ada didekatku sebagai contoh saja.Ketika kita hanya mengungkapkan rasa atau perasaan, tidak ada yg salah dengan hal tersebut. Yang menjadi masalah adalah respon dari perasaan itu....

Maksudnya gimana ini?

Ketika  perasaan anda muncul keluar,apapun itu, anda akan mencoba mengenali perasaan itu bukan?karena memang seperti itu mekanisme otak bekerja, karena otak bekerja berdasarkan stimulus, dia membutuhkan hal tersebut untuk mengenali apa yg ada di dalam memori otak kita ha....xx Jadi ketika kita pernah mengalami sesuatu, otak bekerja lebih mudah dalam mengenalinya, apakah sesuatu yang asing dan mengganggu atau sebaliknya dan bagaimana reaksi kita tergantung dari apa respon kitaa.

Kadangkala ada banyak hal yang membuat kita merespon sesuatu berlebihan, entah karena rasa takut, atau perasaan lainnya. Dan itu hanya mekanisme otak untuk melindungi kita saja. Padahal ketika kita tidak merespon sesuatu hal tak ada yg akan terjadi pada diri kita. Karena otak tidak merespon sebagai sesuatu hal yang perlu dianalisa apakah ini baik atau sebaliknya. Karena ketika tidak ada analisa,tidak ada yg akan dianggap apapun oleh otak kita, ia tidak akan bekerja apapun karena tidak ada stimulus yg merangsangnya untuk bekerja ha...xx 

Jadi ketika kita ingin merasakan sebuah kedamaian, kita hanya tidak perlu merespon apapun, membiarkan semua apa adanya, benar benar apa adanya.