Tuesday 23 September 2014

Kenapa Manusia Harus Berpikir...

Kehidupan kita adalah hasil dari sebuah pikiran. Aku pernah membaca sebuah buku yang berjudul “Anda Adalah Apa Yang Anda Pikirkan”. Dan kata – kata itu baru aku bisa pahami beberapa saat ini. Entah bagaimana, kita begitu terkontrol oleh pemikiran kita sendiri. Coba saja anda pikirkan sesuatu, misalnya saja rasa bosan, ketika kita berpikir hidup kita membosankan ternyata yang kita rasakan akhirnya perasaan bosan dan jenuh, mungkin perasaan itu juga hasil dari sebuah pemikiran? Itu hanya pemikiran kepalaku saja he he he

    Yang  paling  penting dari itu semua adalah kenapa pemikiran itu ada dalam diri kita? Makhluk hidup yang lainnya apakah mempunyai pemikiran seperti kita? Rasanya jawabannya mungkin tidak atau karena kita tidak tahu saja pemikiran mereka?

    Manusia hanya terdiri dari tiga elemen menurutku, yang pertama dan utama adalah jiwa kemudian pemikiran dan yang terakhir adalah raga atau fisik. Tapi sekali lagi ini adalah pemikiranku!! Masalah benar atau tidak, ini hanya sebuah pemikiran. Kenapa aku berpikir seperti itu, karena itu yang membuat manusia merasakan sebuah “kehidupan”. Coba saja kita berpikir ketika orang mengatakan seseorang “mati”, apa yang sebenarnya terjadi? Orang meninggal atau mati hanyalah ketika kita tidak lagi mempunyai pemikiran apapun dan tidak terikat lagi pada bentuk fisik atau raga kita lagi. Apakah ada yang bisa menceritakan ketika orang mati atau meninggal masih mempunyai pemikiran bosan atau perasaan lain atau keinginan dan entahlah apa yang ingin dipikirkan orang itu?

    Jadi sepertinya pemikiran dibutuhkan dan mungkin ada untuk membuat manusia itu tetap “hidup”. Pemikiranlah yang membuat manusia hidup dalam “kehidupan” yang dijalaninya. Pemikiran kitalah yang menciptakan kehidupan kita. Ini bukan masalah takdir atau hal – hal yang bersifat ghaib. Maksudnya begini, ketika kita menginginkan sesuatu atau berpikir tentang sesuatu dan fokus, entah bagaimana kita mempunyai semangat untuk berusaha mewujudkan pemikiran itu dan ketika kita bisa fokus dengan hal yang kita pikirkan itu, hal itu menjadi sebuah “kenyataan”. Aneh bukan? Sepertinya tidak...

    Manusia mempunyai pemikiran mungkin kalau dalam sebuah komputer, pemikiran adalah sebuah program, jadi pemikiranlah yang menjalankan raga atau fisik kita dan jiwa yang menjadi “Penyempurna” dan pengendali kontrol. Asikk...(ngomong apa sih aku???)

    Jadi kita membutuhkan pemikiran untuk bisa menjalani sebuah kehidupan, tanpa pemikiran mungkin kita tidak akan tahu bagaimana menjalani kehidupan ini dan hanya mengikuti naluri dasar atau insting saja. Inilah yang membuat manusia berbeda dengan makhluk hidup yang lainnya, mungkin saja. Berarti kita memang berbeda dari makhluk yang lainnya kan? Tapi terkadang perbedaan ini yang menjadi batu sandungan bagi kehidupan manusia itu sendiri. Coba saja kita lihat, bagaimana ketika manusia sudah menggunakan pemikirannya, banyak hal yang tercipta dan menjadikan kita seperti “pencipta” bukan? Entah hasil penciptaan kita itu bermanfaat atau tidak, pemikiran kita menghasilkan sesuatau bagi kehidupan kita baik secara pribadi atau mungkin keseluruhan. Ketika kita mulai tertarik dan mulai tercipta banyak hal bagi kehidupan kita, yang awalnya mungkin untuk mempermudah kehidupan itu sendiri ternyata ada hal yang mungkin harus kita terima ketika kita tidak lagi bijak menggunakan kemampuan dan pemikiran kita sendiri.

    Kecenderungan manusia untuk sombong adalah batu sandungan dari pemikiran itu sendiri. Ketika kita tidak lagi bisa bijak menggunakan pemikiran dan hasil dari pemikiran itu sendiri, makhluk lainnya lah yang mungkin menjadi “korban”. Ketika kita terlalu serakah dan merasa “lebih”, hal itu yang menjadi batu sandungan kita sendiri.

    Lihatlah bagaimana makhluk lainnya bisa dengan bijak menggunakan apa yang memang mereka butuhkan untuk “hidup” tidak meminta lebih. Ketika ular hanya memakan tikus hanya sebagai pemenuh kebutuhan bertahan hidup saja tidak lebih. Apakah ada luar yang memakan tikus sebagai bahan permainan saja? Sepertinya aku belum mendengarnya. Karena mereka memang tidak mempunyai pemikiran lain selain makan untuk bertahan hidup. Ketika alam sudah diciptakan dengan semua keseimbangannya pada  awal penciptaannya mungkin alam akan tetap dalam”keadaaannya”.

Dan ketika kita “merasa” sebagai pencipta dan merasa ada yang harus dirubah, kita sendiri yang membuat perubahan bagi alam itu sendiri. Dan jangan pernah menyalahkan siapa- siapa, karena yang mempunyai pemikiran hanyalah kita manusia. Makhluk lainnya hanya menjalani “insting” mereka sebagai bagian dalam alam itu sendiri. Ketika kita sadar kita bagian dari alam itu sendiri, mungkin hal itu yang bisa membuat alam tetap dalam keseimbangannya. Kita sudah mempunyai bagian kita sendiri. Ketika kita bisa mencipta dan berpikir, pemikiran kita baiknya kita gunakan untuk menyeimbangkan alam ini, bukan malah merusaknya dalam “keserakahan”. Entah untuk alasan ekonomis atau untuk alasan bertahan hidup.
   

No comments:

Post a Comment