Thursday 24 November 2011

Taneuh Cukang alias Green Canyon...



 Kalau akhirnya aku menuliskan cerita mereka,karena semua ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kami kepada mereka yang telah memandu kami dan menjaga kami berdua dengan baik dan bertanggung jawab.




Seperti saat itu,ketika aku datang ketempat ini dan akhirnya bertemu mas rahman dan bapak soleh yang nanti menjadi pemandu kami di tempat wisata ini.Kami masih bisa tersenyum manis,karena akhirnya salah satu mimpi kami bisa kami sambangi juga akhirnya.Sesuai dengan rencana,kondisi cuaca baik,air masih hijau walau kemarin sempat turun hujan,tapi belum berpengaruh terhadap kondisi air di sana.

Dengan berperahu kami sampai di tempat itu.Dengan berbekal pelampung,aku yang sama sekali tak bisa berenang masih tampak santai karena masih belum menyentuh langsung air.Dan tibalah saatnya mas rahman sang pemandu kami mematikan mesin motor perahu yang kami tumpangi.Perahu itupun perlahan namun pasti mulai mendekati tempat mengaitkan tali pengikat untuk menepi.Aku masih tersenyum walau sedikit takut.

Dengan ditemani mas rahman yang nantinya memandu kami hingga kedalam aliran air di dalam,aku dan adik perempuanku mulai menapaki batu bebatuan yang sedikit licin dan tajam.Melihat pemandangan yang tampak aku mulai takjub walau disertai sedikit rasa takut.Karena hari masih pagi sekitar pukul 8.30,dan baru kami dan satu perahu yang lebih dahulu pergi dan perahu pertama tadi sudah kembali lagi,jadi yang jelas hanya kami berdua ditambah pemandu kami yang nanti ada di dalam sana.Tak masalah buat kami,tekad kami berdua sudah bulat, pantang untuk kami mundur.Toh,perjalanan kami sampai sini tidak mudah.Adikku saja sampai bolos kuliah untuk bisa bersamaku,dan cita cita kami harus sampai dan melihat langsung tempat ini dan merasakannya.

Permasalahannya,kedalam sana benar benar aliran sungai dan penuh air,air yang sangat jernih dan dingin,dan aku takut tenggelam ke dalam air.
Walaupun pelampung sudah menempel dengan sangat baik di badanku,dan pemandu kami mas rahman berkali kali meyakinkan aku bahwa tak akan tenggelam.Butuh beberapa waktu buat aku untuk memutuskan masuk kedalam aliran air,padahal adikku sudah mulai berenang dan mas rahman sudah mencontohkan pada aku,bahkan ada tali pengaman yang terbentang di awal perjalanan.Tapi aku melihat tali itu hanya beberapa meter saja,selanjutnya tak ada tali.Yang membuat aku ciut adalah air yang harus aku turuni pertama ini tampak tenang.Dari beberapa buku yang pernah aku baca,air yang tenang biasanya arusnya cukup kuat dan pastinya mempunyai kedalaman yang lumayan nih,pikirku.Kalau aku tenggelam?

Aku terus berusaha meyakinkan diriku sendiri,dan untungnya mas rahman pemandu kami termasuk sabar,mau menungguku mengumpulkan segala keberanianku dan akhirnya setelah beberapa menit aku mulai meluncur menceburkan diriku kedalam air tapi dengan bantuan tali pengaman yang sudah dibuat disana,dan menelusuri tepian bebatuan pada awalnya.Tapi batu batu itu cukup tajam dan sedikit membuat sakit,tak masalah daripada aku harus meluncur ketengah dengan resiko aku ketakutan dan tenggelam ( lebay nih...).

Mas rahman menyarankan kami ketengah saja,karena lebih luas dan tak ada bebatuan,tapi aku tak mengindahkannya beberapa saat sampai akhirnya menyerah juga.Karena batu batu itu benar benar menyakitkan,huhh...
Aku mau mengikuti perintahnya karena aku meminta dengan syarat,aku tidak ditinggalkan saat mencoba berenang menggunakan pelampungku dan dia harus ada di sebelahku dan mas rahman memanduku dengan sabar sambil sesekali membantuku yang kesulitan berenang.Kesempatan adikku untuk menertawakan aku,karena biasanya aku yang menertawakan dia,dia sih bisa berenang walau gak mahir tapi lebih lumayan dibanding aku.



Akhirnya sampai di awal keindahan....
Sesuai petunjuk mas rahman selanjutnya,kami sesekali berjalan melewati bebatuan yang licin dan tajam jadi musti ekstra hati hati salah langkah sedikit bisa berakibat fatal buat kami.

Mas rahman sebagai pemandu kami juga sesekali menarik aku dengan talinya dan sering sekali malah iseng melepas taliku jadi aku harus berenang sendiri,katanya biar jadi therapi.

Therapi?

Ada juga aku teriak teriak sambil berenang dengan gaya gak jelas karena takut tenggelam.Untuk awal keisengannya aku sempet bete juga,tapi aku sadar maksud mas rahman baik biar aku tidak terlalu takut dan mau belajar.Akhirnya sedikit sedikit kalau tampaknya arusnya aman dan jarak dekat aku mulai mencoba berenang sendiri walau sesekali masih kesulitan dan berteriak jangan ditinggal,emang siapa juga yang mau ninggalin yah he he he

Keberanian itu mulai muncul dan kepercayaaan diriku kalau tidak akan tenggelam mulai tumbuh,aku mulai menikmati berenang saat itu,karena menggunakan pelampung tentunya.
Akhirnya aku benar benar bisa menikmati perjalanan itu,kami tertawa dengan puasnya,terkadang mereka menertawakan kebodohan yang seringkali aku lakukan dan aku pun ikut tertawa.Begitu puasnya kami tertawa,karena hanya kami bertiga di tempat itu belum banyak yang datang hingga kami bisa mengeksplore tempat itu sesuka kami.Kami bermain air,dan yang lebih menyenangkan buatku adalah saat itu aku bisa menikmati air dan masuk kedalamnya dengan sedikit rasa takut.Keraguan yang di awal hadir kini mulai berkurang berganti keyakinan dan indahnya suasana.

Terimakasih mas rahman...

Luar biasa,selanjutnya kami di ajak naik ke pemandian putri.Kami harus sedikit memanjat karena letak pemandian putri ini sedikit ada di atas dan minim cahaya.Kami sempat berfoto tapi mungkin karena mas rahman memfoto kami  menggunakan cahaya jadi beberapa foto jadi sedikit menakutkan ha ha ha
 
Di pemandian putri ini,airnya terasa dingin dan segar layaknya di lemari pendingin.Mitos yang ada setelah aku tanya katanya bisa bikin awet muda,wah...tadi aku emang sempat berendam dan minum dikit karena haus he he he (sekali lagi itu mitos).Yang jelas air alami pasti terasa mengawetkan diri,rasanya pengen berendam terus nih kayak spa aja deh ( uhhuuyyy...tapi emang boleh berendam ya?bodo amat deh toh kami terlanjur berendam tadi,maaf ya )

Lagi lagi pemandu kami ini luar biasa sabar dan baiknya,disinipun kami bermain dengan air.

Selanjutnya batu payung.
     
Inilah batu payung itu,kami pun diberitahu bahwa ini maskot sebenarnya di sini,belum meloncat dari sini belum afdol katanya.Kami pun naik keatas batu payung, lebih mudah naik disini daripada pemandian putri tadi.Aku mau coba loncat,seperti biasa niatku selalu kuat tapi setelah sampai diatas bingung gimana loncatnya?Aku tanya mas rahman pemandu kami yang ada di bawah bersiap mengabadikan aksi kami tadinya.Jadi malah tersenyum melihat pertanyaan bodohku.Ia pun kembali memberi petunjuk,loncatnya tegak lurus kaki di bawah ( aku tambah bingung,tegak lurus??????...) Aku membuat penawaran,kalau gak loncat merosot aja gimana?Kali ini mas rahman tersenyum bingung,ni anak di kasih tau yang aman malah nawar yang gak aman pikirnya.

“Jangan,nanti jatuhnya sakit kalau pantat atau yang lainnya, berbahaya,terus ada beberapa bebatuan di dalam air,jadi cari posisi aman dan hati hati,”lanjut mas rahman.

Aku berusaha merealisasikan petunjuk yang tadi dijelaskan mas rahman sebagai pemandu kami,ternyata tidak mudah meloncat dari atas sini,yang jelas bingung caranya.Dengan posisi kaki dibawah tegak lurus.Setelah beberapa saat berpikir dan menguatkan diri,aku mencoba meloncat dengan sedikit nekat.Tau benar gak nih loncat pakai kakinya,yg jelas perasaanku benar.Jangan lupa pegang kuat kuat pelampung,teriak mas rahman kepadaku,dan itu aku laksanakan benar benar.

Satu,dua,jangan lupa difoto atau apalah,teriakku juga...tiga....byurrr

Hmmm...sensasinya tak terkatakan,serasa kehilangan diri beberapa saat,tersadar ketika akhirnya aku selamat walau dengan sedikit bonus menelan air dan beberapa pengaman pelampungku lepas dan aku segera memanggil mas rahman yang tampak tersenyum melihatku muncul dari air dan berusaha berenang ketepian. 
Pengalaman pertamaku meloncat kedalam air dengan kondisi diri tidak bisa berenang.Selanjutnya adikku,dan diapun berhasil ha ha haha
 
Kemudian tiba pengunjung selain kami seorang pria yang berumur mungkin diatas 35 tahun dan melihat aksi kami meloncat.Diapun tergoda mencoba dan mulai memanjat keatas ( hmmm...pokoknya segala sesuatu kalau sudah diatas terasa berbeda deh ) Kami beri semangat juga kok biar gak ragu dan akhirnya loncat juga ha ha ha ha ha

Karena sudah terlalu lama kami di dalam aku memutuskan segera keluar karena ada perjalanan yang masih harus kami jelajahi.Dan ketika sampai di tempat awal,tampak komunitas bule sepertinya dari perancis karena bahasa yang terdengar seperti bahasa perancis mulai memasuki tempat ini dan aku mengangkat jempolku untuk mereka dan mereka tersenyum.Selamat menikmati guys....

Senyuman kepuasan akan selalu menempel di bibir kita setelah mengalami hal hal yang baru.Alam emang luar biasa,terima kasih Tuhan sang pencipta seluruh alam dan kehidupan.
Terima kasih tak terhingga untuk mas rahman yang dengan setia dan penuh kesabaran memandu kami dua orang wanita yang tidak pintar berenang dan akhirnya berani memulai dan mencoba.
 
Dan terima kasih sudah melakukan sedikit therapy sehingga aku mempunyai sedikit keberanian dengan air,walau aku masih belum percaya kalau aku bisa berenang bahkan saat mas rahman meminta aku melepas pelampungku ketika masih di dalam air, mohon maaf aku masih belum berani melakukannya mas,aku masih takut tenggelam ha ha ha.Dan juga pak soleh yang dengan setia menunggu kami di luar dengan perahunya dan menanti dengan kesabaran,terima kasih sudah berbaik hati bercerita sedikit tentang beberapa hal selama dalam perjalanan dan memberi sedikit petunjuk tentang tujuan kami selanjutnya.Terimakasih atas kebaikan kalian berdua terlebih mas rahman dengan segala kebersahajaannya,mudah mudahan kita bertemu kembali pak soleh dan mas rahman dengan rombongan yang lebih seru he he he