Tuesday 28 February 2012

Bonus Pagi Hari...

                                 
Pagi yang indah...

Setiap pagi saat aku melakukan ritual baruku “jogging” selalu mendapat bonus “surise” yang keren.Hampir setiap aku berlari lari kecil di pagi hari selalu ditemani pemandangan yang sangat “cute”.Walau mungkin malam sebelumnya hujan mengguyur,nuansa pagi akan selalu indah.
Dan pagi ini pun aku mendapatkannya lagi dan lagi,seperti tak ada habisnya lukisan alam yang bisa aku nikmati.Yang membuatku takjub adalah setiap pagi tak ada lukisan pagiku yang sama persis.”Luar biasa...,”aku selalu bergumam sendiri.

Sepertinya memang alam tak pernah kehabisan ide dan selalu mempunyai warna dan keindahan yang ajaib.Pernah aku berpikir,”apakah tinta alam itu bisa habis?”.

Maksudnya seperti kalau kita melukis dalam sebuah media,terkadang kita kehabisan cat atau apalah yang biasa kita gunakan.Dan pernahkah alam mengalaminya?Rasanya belum pernah aku lihat,karena saat terjadi hujan atau fenomena alam yang lainnya seperti badai sekalipun,kalau kita mau jujur ,akan selalu tergambar sebuah keindahan.Coba lihat angin “tornado” yang kalau diperhatikan sebetulnya sebuah keajaiban,atau ketika mendung dan hujan yang diiiringi petir sekalipun, kalau kita mau melihatnya sebetulnya irama keindahan.Jadi betulkan kalau hidup adalah sebuah keindahan!
Selalu ada diorama dan hal hal yang membuatku kagum akan alam,rasanya aku juga tak mau “mencintai alam” cukup mengagumi saja karena rasanya aku tak berhak untuk mencintainya.

“Kagum”,karena semoga dengan aku merasakannya,hal itu bisa membuatku selalu menghormati dan menghargai alam.

Sungguh ajaib yang terjadi dengan hal hal yang ada disekitar kita.Begitu banyak hal yang bisa kita lihat dan membuat kita tidak bisa berpikir dan akhirnya hanya bisa “diam” melihatnya.
Begitu banyak kebaikan yang telah aku terima dan dapatkan hingga saat ini dari alam dan kehidupan sehingga membuatku tak berani meminta lebih dari yang apa yang menjadi hakku.Rasanya orang lainnpun berhak untuk “mendapatkannya” bukan?”merasakan” keindahan itu dan bisa mengalaminya juga.

Dan ternyata keindahan itu selalu ada diantara kita tak pernah jauh,ia ada didekat kita.Seringkali aku dulu berpikir,menikmati sunrise atau sunset harus di pinggir pantai atau di pegunungan.Tapi ternyata,alam tak mau membuat batasan dan terbatasi.Buktinya aku bisa menikmatinya dimana saja,bahkan dipinggir jalan sekalipun atau ditengah kota.”Keindahan” itu akan selalu ada saat kita tidak membatasi sudut pandang kita sepertinya.Walau memang rasanya pasti berbeda,bukankah memang itu yang diinginkan alam?

Rasa yang selalu berbeda...

Saturday 25 February 2012

Yang Harus Ku ingat...

 Kemampuan melihat kesempatan, membuat hal hal biasa menjadi luar biasa.

 Lebih berbahagia memberi daripada menerima.

 Kerendahan hati adalah awal kehormatan.

 Persembahan kita ditakar bukan berdasar jumlahnya tetapi berdasar kasih,ketulusan dan pengorbanan yang menyertainya.

 Jadikan hidup sebagai saluran berkat dan mulailah dari orang orang terdekat.

 Dia tetap setia.

 Jangan biarkan rasa khawatir merebut sukacita hidup.

 Jadikan harta sebagai alat berkat untuk menyatakan kasih.

 Uang menjadi berharga saat ia menjadi hamba dan berbahaya saat ia menjadi tuan atas kita.

 Berani tampil beda dan jangan pernah mundur,Optimis.

 Tidak cukup hanya berdoa tapi persiapkanlah kondisi saat doa dikabulkan.

 Saat kita melewatkan kesempatan dari Allah,berarti ada kemungkinan kita terlambat,jadi bijaksanalah menyingkapi hal tersebut.

 Kasih adalah sumber dari segalanya.

 Allah adalah Kasih, sumber kerahiman tak terhingga.

 Hindari perselisihan, landasi segala sesuatu dengan  kasih.

Dari Brida Untukku...

Sebuah doa,jika di usung dengan kata kata , menjadi jauh lebih berkuasa dibandingkan dengan ritual apapun.

Jalani hidup sekuat mungkin dan jaga apa yang kaurasakan sebagai pemberian Tuhan.

Saat kita memulai perjalanan,kita selalu tahu yang kita harapkan akan dapat kita temukan.

Mempelajari sesuatu berarti bersentuhan dengan dunia yang tak kauketahui.Agar bisa belajar kau harus rendah hati.

Segala sesuatu di alam semesta hidup,dan kau harus selalu mencoba untuk tetap terhubung dengan kehidupan itu.Semesta memahami bahasamu.

Semakin kau memahami dirimu sendiri,semakin kau bisa memahami dunia.

Tak seorangpun bisa memilih tanpa rasa takut.

Tapi Tuhan,yang jauh lebih sulit dipahami,menghargai tindakan yang berdasar pada keyakinan kita,memegang tangan kita,dan membimbing kita melewati misteri.

Hal di luar lebih sulit diubah dibandingkan dengan yang didalam.

Karena cinta adalah kunci untuk memahami semua misteri.

Cinta sejati mengijinkan tiap tiap orang mengikuti jalan mereka masing masing.

Biarkan segala sesuatu berjalan apa adanya.

Pencarian itu sendiri bisa menjadi sama menariknya dengan menemukan apa yang kau cari.

Jangan pernah berhenti memiliki keraguan,dengan berhenti kita tidak bergerak dan Ia menginginkan kita untuk terus bergerak dan mengawasi untuk memastikan kita selalu mengikuti jalan yang telah ditentukan hingga akhir perjalanan.

Kita adalah tuan dari nasib kita sendiri,dan percaya kalau mereka selalu tiba pada saat yang tepat.

Menemukan satu hal penting di dalam dirimu bukan berarti kau harus menyerahkan segala hal penting lainnya.

Tidak ada kebencian di dalam cinta,hanya terkadang ada kesalahan dan cinta ada diatas segalanya.

Jangan pernah takut membuat kesalahan,karena para pemberani adalah orang orang yang membuat keputusan terlepas dari rasa takut mereka dan lepas dari rasa sombong mereka.

Terima yang ditawarkan hidup kepadamu dan berusahalah untuk minum dari setiap cawan dan kau akan merasakan rasa anggur yang enak setelah merasakan yang buruk.

Cinta itu kebebasan,

Siapapun yang berusaha menguasai bunga harus melihat keindahannya memudar.Tetapi jika kau melihat bunga tetap di padang,kau akan menyimpannya selamanya.

Tidak ada hal yang betul betul salah.Bahkan jam rusak pun benar dua kali dalam sehari.

 ( “Brida” author: Paulo Coelho )

Tuesday 21 February 2012

Kenapa lupa...?

Lupa...

Kalau satu kata itu sudah mulai menempel di diri kita rasanya dunia seperti roller coaster yang membuat kita pusing karenanya.Bagaimana tidak pusing jika meletakkan barang atau sesuatu saja kita sudah tidak bisa mengingatnya kembali apalagi saat kita membutuhkannya.Pasti akan terjadi huru hara dan sebagainya yang diakibatkan hal tersebut.

Ini adalah pengalaman pribadiku,diusiaku yang mulai menginjak triple 10 lebih satu mengapa hal ini sudah terjadi?Padahal seingatku waktu aku masih kecil ayahku rajin memberiku ‘cerebrovit’ lho,bukannya iklan tapi katanya bisa membuat daya ingat kuat dan anak cerdas makanya tiap hari aku dicekokin sirup itu sampai aku ketagihan dan minta terus.Kalau masalah kecerdasan aku gak tahu nih ada pengaruhnya gak yah?sepertinya sih orangtuaku belum pernah dipermalukan olehku karena nilai?Apa mungkin ‘over dosis’?Tapi sekarang kok kenyataannya seperti ini,usiaku belum mencapai setengah abad tapi banyak hal yang sudah terlupakan apalagi kalau yang namanya ‘barang’.Wasalam deh,kalau nyimpannya asal asalan.

Banyak contoh yang terjadi,mulai dari kunci rumahku yang akhirnya tak tahu rimbanya dimana.Padahal kunci itu sudah memakai gantungan bertali yang panjang ,masih juga hilang.Baru baru ini aku ketinggalan kunci motor di tempat kerjaku dan untungnya motorku masih baik baik saja,padahal kuncinya tergeletak di area publik dan kutinggal disana,untung saja kunciku diamankan oleh pihak berwajib jadi tak ada masalah lebih lanjut.

Masih banyak hal yang terjadi karena aku lupa,janji dengan temanku yang dibuat 2 bulan yang lalu terlupakan karena aku lupa bilang pada temanku kalau aku harus masuk kerja tiba tiba dan esoknya aku tersadar saat membaca pesan singkatnya (maaf ya,uci sayang...).
Dan kemarin aku lupa kalau aku sudah mengubah passwordku di kompas media,dan itu pun aku sadari setelah berapa lama dan akhirnya aku harus kehilangan moment he he he

Apa mungkin ini karena aku sering makan ‘brutu’ ayam?soalnya ibuku dulu paling sering ngomel kalau aku sedang asik makan brutu ayam,habis buatku enak sih lemaknya kan banyak jadi maknyuss.Ibuku selalu bilang,”anak gadis gak boleh makan brutu.” Dan aku selalu menjawab,”emang kenapa,mah?”.

“Pokoknya anak gadis tuh gak boleh makan brutu,pantang tahu,”ibuku selalu memberi alasan yang buatku kurang memuaskan.Dan aku selalu menjawab,”brutu kan enak mah,gurih apalagi kalau di bumbu bacem terus di goreng,kan enak.”

“Dibilangin orangtua tuh gak boleh ngeyel,bikin kamu lupa nantinya kalau makan brutu,”ibuku mencoba menjelaskan pada anaknya yang keras kepala.

“Masak sih mah...?”,lagi lagi aku dengan bantahanku.

“Coba aja sendiri,”akhirnya itu kata kata ajaib yang akhirnya entah berhubungan atau tidak,dan apakah ada kaitannya dengan kondisi ‘lupaku’ aku juga tidak tahu.

Yang jelas aku sekarang terlibat dengan kata ‘lupa’ seperti para tersangka korupsi yang kalau ditanya pada saat sidang banyak mengeluarkan kata “lupa”.Tapi aku bukan bagian dari mereka lho,kenal saja tidak,mungkin kalau kenal ceritanya berbeda kali (semoga aku tidak dikenalkan dengan mereka,amien....)

Tapi benar benar merepotkan kalau kita sudah lupa.Sampai pernah teman kerjaku berkata,”jangan jangan nanti kalau menikah kamu lupa lagi kalau sudah punya suami terus ditinggal pas jalan jalan di mall atau dimana gitu..” ha ha ha

Bisa juga terjadi tuh,wah kalau begitu siapa yang dirugikan yah?
Sepertinya yang nantinya jadi suamiku senang senang aja kalau aku lupa,atau aku yang senang?ha ha ha

Terbayang hebohnya,semoga yang nantinya mendampingi diriku sangat maklum dengan hal ini dan semoga selalu setia hingga akhir walau mungkin aku tidak setia karena lupaku.Kecuali anakku...

Berbagai cara sudah aku coba,mulai dari tetap membaca walau cuma baca novel, katanya sih biar otakku tetap bekerja dan semoga berhasil??
Menghitung domba kalau aku mau tidur,tapi kalau yang ini tak pernah aku lakukan,suka lupa juga sih.Apa mungkin karena hal ini?
Wah,apa perlu aku memanggil uya kuya biar aku dihipnotis saja?ah...sepertinya uya juga bakal lupa kalau sudah menghipnotis aku,soalnya aku bakal lupa ma sugesti uya he he he(tapi emang ada hubungannya yah...)

Aku ingin penyakit ‘lupa’ku dihilangkan nih,panggil siapa yah?
Sepertinya aku lebih baik bertanya pada kalian saja,siapa tahu kalian mempunyai solusi jitu untuk diriku teman teman...

Sunday 19 February 2012

Apa yah judulnya?

Belajar ‘menerima’...

Mungkin hal itu yang sedang dan mulai aku pelajari,karena tidak mudah untuk bisa menerima segala hal dalam hidup kita.Terkadang manusia selalu menuntut banyak hal kepada kehidupan termasuk diriku.Padahal kalau kita mau lebih jujur,kehidupan sudah banyak memberikan kepada kita tanpa tuntutan.

Tapi memang mungkin begitulah manusia,ada rasa puas dan tidak puas yang mungkin tercipta dalam hidup kita.Dan mungkin rasa itu diciptakan memang ada maksudnya dan terkadang rasa itu memang dibutuhkan oleh kita sewaktu waktu?

Dan aku,mulai bisa berinteraksi dengan dirinya setelah ia mengajarkan sesuatu pada diriku.
Rasa puas dan tidak puas memang selalu berdampingan dan kita mungkin harus memilih salah satu diantaranya atau malah tidak memilih keduanya?Sepertinya salah satu dari mereka yang nantinya memilih mendekati kita dan yang akhirnya ‘menggauli’ hidup kita.

Sebuah buku yang pernah aku baca dengan judul Kasih,Kepercayaan dan Pasrah yang menjadi inspirasiku dan mungkin mengajarkanku untuk bisa ‘pasrah’ dan memiliki kepercayaan total pada hidup dan sebuah kasih yang akan didapati jika kita bisa mengerti.Sebuah kenangan akan ‘lembah karmel’ yang menjadi titik awal ‘pencarianku’ hingga sekarang.

“Percaya” kalau hidup tak akan salah memberi sesuatu pada diri kita dan itu terbukti bukan?Tak pernah hidup menukar sesuatu dan memberikannya pada orang lain,sepertinya... atau kita yang mungkin tak pernah tahu?

Orang bilang pasrah itu bukan diam saja tapi berusaha,memang betul,tapi yang lebih penting dari itu adalah ‘menerima’ dengan sebuah keikhlasan.Itu yang lebih sulit,apalagi kalau melihat kehidupan yang ada di sekitar kita.

Mereka yang menerima kehidupan rasanya tak pernah ragu dengan kehidupan itu sendiri dan mungkin menerima kehidupan tanpa pilihan dan menjalaninya karena mempercayainya.Membiarkan kehidupan memberikan dirinya sendiri

Dan sepertinya aku sendiri tak pernah paham akan hal tersebut,apalagi bila melihat ‘fenomena’ yang ada di sekitar kita.

Rasanya sebuah kepercayaan total membuat kita lebih bisa menikmati kehidupan karena mungkin tuntutan yang kita minta dari kehidupan tidak terlalu tinggi,walau manusia tak mungkin tanpa tuntutan.Hmm...

Kopi...bukan paste apalagi pasta

                                 
Aroma itu muncul ketika orang lain menikmatinya,dan aku pun menikmati ‘aromanya’.Ya,aku menyukai aromanya...

Bahkan orang lain menyukainya lebih dari sekedar aroma.Entah mengapa aku tak menyukai ‘dirinya’,lidahku sepertinya tak mau mengenalnya lagi sekarang.Bukan berarti aku tak pernah mencobanya,seingatku dulu kalau aku dan teman teman sedang dalam masa ujian ‘ia’ yang sering dijadikan oleh teman temanku dan aku untuk menjadi pendamping setia.Dengan mitos kalau ‘berteman’ dengannya kantuk tak akan mudah mendekati kita,namanya lagi ujian ‘godaan’ terbesar pasti rasa kantuk.Dan sepertinya aku yang tak pernah berhasil dengan ‘mitos’ tadi,karena ketika aku berteman dengannya aku tetap saja mengantuk,jadi yang aneh siapa yah??

Rasanya dimana saja aku berada ada saja orang yang ‘menikmatinya’ bahkan berkali kali.Bahkan ditempatku bekerja ada temanku yang bisa melakukannya seperti orang yang makan sehari hari,gak ada bedanya dengan makanan bahkan lebih dari makanan.Sering aku berpikir kalau mereka gak ketemu sehari bagaimana yah?

Itulah hebatnya sebuah ‘kopi’...
                                

Layaknya orang yang merokok dan membuat yang menikmatinya sulit untuk melepasnya dan membuat banyak orang mengalami ‘kecanduan’ bahkan mungkin tingkat tinggi.

Sedangkan untuk aku ‘menikmati’ aromanya saja sudah lebih dari cukup...

Ingin seperti mereka bisa menikmatinya bukan saja aroma tapi sepertinya aku hanya sebatas itu.

‘Aromanya’ sangat menggoda,selanjutnya terserah anda...

Thursday 16 February 2012

Pesona Selimut Halimun Gunung Sunda...

                                                 


 

Sebenarnya bingung bagaimana mengawali cerita ini,idenya agak sulit untuk muncul.Karena untuk gunung sunda aku sama sekali tidak mempunyai literatur yang cukup bisa aku baca.Kalau dibilang tidak tertarik juga sepertinya tidak mungkin,karena buktinya aku akhirnya memutuskan untuk melihat langsung semuanya.Yang jelas informasi yang aku dapat gunung ini masih kuat diliputi oleh nuansa mistis dan katanya masih terdapat beberapa artefak peninggalan sejarah.

Perjalanan dimulai pagi hari karena rencana kami memang tidak menginap,dan aku hanya mengikuti semua rencana yang sudah dibuat.Dengan penghitungan waktu tempuh yang katanya hanya 4 jam untuk mencapai puncaknya,akhirnya kami memutuskan untuk tidak menginap alias pulang pergi saja.Jadi perjalanan kami ke gunung sunda tanpa mempersiapkan peralatan menginap standar dan paket yang lainnya,hanya logistik dan rain coat plus baju ganti.

Aku sama sekali tak ada keinginan apapun hanya ingin melihat saja seperti apa gunung sunda.Cuaca pagi itu sedikit mendung karena hujan baru saja turun pada malam harinya.Tapi lumayan untuk awal pendakian karena pastinya tidak banyak terjadi pembakaran kalori,bisa hemat air nih.

Semakin mendekati gunung sunda suasana yang aku dapatkan dan aku rasakan sedikit berbeda saja,rasanya seperti aku pertama kali baru naik gunung saja he he he.Ditambah selama perjalanan menuju kaki gunung sudah terlihat kabut yang lumayan tebal menghiasi sebagian badan gunung.Dan seperti menyambut kedatangan kami pagi hari itu.

Pokoknya perasaan itu susah untuk aku ceritakan,padahal saat hendak berangkat aku sama sekali tak ada perasaan apapun seperti pendakian biasa saja.Dan aku pergi ke bawah kaki gunung sunda juga bukan yang pertama kalinya.Benar benar nuansa yang beda atau aku yang terlalu berlebihan saja kali yah.
Atau aku sedikit ketakutan saja?Hmmm....

Sampai juga akhirnya kami dibawah kaki gunung sunda lebih tepatnya di kawasan wisata curug cijalu sebagai awal pendakian dan kami anggap pos pendakian saja.Cuaca mendung dan kabut yang sudah mulai turun, mengiringi awal pendakian kami, jam menunjukkan pukul.08.30 WIB dan pendakian itu dimulai dengan jalur yang kami masuki melalui sebuah sungai kecil yang mengalir diawal perjalanan kami.

Dari cerita yang didapat dari pemilik warung yang sempat kami tanyakan perjalanan bisa ditempuh sekitar 3 jam,tapi detailnya apakah jalur cepat atau lambat?Tapi pemikiranku dengan ketinggian kurang lebih sekitar 1800 mdpl, pastinya jarak tempuh seperti itu dengan jalur cepat dan trek yang pastinya lumayan terjal.

Selama perjalanan kabut yang mengiringi kami semakin tebal dengan jarak pandang tidak lebih dari 3-5 m.Semakin naik keatas,pepohonan yang tumbuh lumayan rapat dan banyak lumut tumbuh dengan subur disini.Ciri hutan yang masih lumayan alami.
                                         
Walau pemandangan tidak bisa kami nikmati dengan sempurna karena terhalangi oleh kabut,suasana hutan yang sepi membuat aku menikmati kesunyian itu.Aku selalu terpesona oleh kesunyian dan suara binatang hutan yang mengiringi langkah kaki kami.
                                              

Tak terasa kami sampai disebuah tempat yang menarik untuk berfoto karena banyak terdapat akar menggantung dan karena kabut lumayan tebal dan jarak pandang kami semakin terbatas, kami tidak bisa melihat daerah sekitar dengan jelas.Kami tidak sadar kalau sudah sampai disebuah tempat yang banyak dituju orang untuk berziarah.Aku hanya mendengar seperti ada orang yang mengobrol dan bercerita tapi karena kabut menghalangi pandangan kami,kami tidak tahu posisi mereka.

Kami mencoba berteriak dan ternyata direspon oleh mereka.Jadi benar memang ada orang lain disini.Kami menghampiri mereka dan tampak sebuah saung yang dijadikan warung kecil untuk berjualan dan ternyata jarak mereka tak lebih dari 10 meter saja dari tempat awal kami berfoto.Mungkin mereka melihat aksi kami berfoto tadi yah,narsis pikir mereka?ha ha ha
                                            

Kami berisitirahat di warung tersebut(warung pak Acep) dan jam menunjukkan pukul 10.35 WIB kurang lebihnya.Dan ternyata disini sudah banyak orang yang lebih dahulu datang sebelum kami.Sangat ramai disini,lebih seperti perkampungan penduduk saja,karena banyak saung saung yang sengaja didirikan disini dan orang lalu lalang keluar dari saung masing masing.Sambil berisitirahat sejenak dan mengobrol dengan beberapa orang yang ada dan bertanya beberapa hal,kami mendapatkan informasi kalau disini memang tempat orang yang sengaja datang kepetilasan untuk sekedar berkunjung karena memang mereka mengangap perlu untuk kembali kesini atau sengaja mempunyai niat tertentu.
                                          
Entahlah,semuanya dikembalikan pada diri masing masing saja.Bukan kapasitasku untuk memberikan penilaian,aku hanya melihat  saja.Tapi tempat ini buatku menjadi lebih menarik dari segi letak saja,secara tofografi saung saung terletak seperti disebuah lembah dan dikelilingi sebuah aliran sungai yang mengitarinya kalau kita mencoba memperhatikan akar akar pepohonan tampak menjuntai hingga kebawah persis film film yang pernah aku tonton seperti Tarzan atau Indiana Jones.Dan yang menarik lagi adalah suasana tempat tersebut yang sulit aku lukiskan dengan kata kata,apalagi kabut saat itu benar benar lumayan tebal,satu kata yang bisa aku deskripsikan untuk tempat ini “EKSOTIS”.

Itu sudut pandangku, terlepas dari hal hal yang ada dan mitos yang berkembang untuk tempat ini.Aku saat itu hanya berusaha memperhatikan suasana yang ada dan mencoba berimajinasi dengannya,apalagi saat hari mulai senja dan kabut semakin tebal suasana yang aku dapat seperti dalam sebuah dimensi lain yang tak terkatakan (lebay deh)

                                             
Dan ketika seorang ibu bercerita kalau rombongan mereka sudah sekitar 4 hari berada di gunung sunda untuk merapihkan jalur yang ada hingga puncak dan mereka sudah menancapkan sebuah bendera merah putih disana.Prediksiku usia ibu itu sekitar diatas 40 tahun mungkin mendekati 50 tahun,tapi masih tampak muda dan cantik dan beliau bernama ibu Miranda.Salut juga buat ibu yang satu ini yang masih punya semangat untuk melakukan sesuatu dan naik keatas puncak gunung walau dengan alasan apapun dan pastinya demi sebuah tujuan(mereka berasal dari sebuah komunitas, namanya kalau aku tidak salah Kalender Sunda).Sedangkan aku belum tentu bisa seperti beliau he he he
                                          

Tempat inilah,yang menjadi sumber inspirasiku untuk menulis cerita ini dan memang ternyata tempat ini bercerita banyak hal dalam pemikiranku.Dan sepertinya aku harus menuliskan cerita khusus untuk tempat ini.

Perjalanan akhirnya kami lanjutkan setelah beristirahat kurang lebih 20 menit.Jam menunjukkan pukul 11.00 WIB saat kami mulai berpamitan untuk meneruskan perjalanan.Dan kami sempat bertanya pada mereka waktu yang mungkin kami butuhkan untuk sampai dipuncak,” sekitar 2 jam,jadi jam satu sianglah sampai,”Pak Acep mencoba menjawab pertanyaan kami.

Trek yang kami tempuh mulai menanjak,karena jalur keatas puncak sudah dibersihkan oleh komunitas ibu miranda,sehingga mempermudah kami tentunya.Karena  kalau dibayangkan sebelum dibersihkan mungkin jalur yang akan kami lewati pastinya tertutup oleh rimbunnya semak,jadi kami beruntung saat itu.”Terimakasih ibu Miranda dan yang lainnya.”

Setelah kurang lebih 30 menit berjalan kami tidak sengaja menemukan sebuah gua dan mata air.Mungkin karena kabut,kami tadinya tidak sadar kalau ada sebuah gua,rasa penasaran saja karena di sebelah kanan kami tidak jelas tempat apa awalnya.Kami mencoba naik dan mencari tahu apa itu, setelah didekati ternyata sebuah gua alami.Kami mencoba masuk semakin dalam melewati sebuah pintu gua yang lumayan sempit dan kami harus sedikit menunduk dan berjongkok untuk masuk kedalamnya.Cukup sempit karena hanya bisa dilewati satu persatu,dan ketika sampai didalampun kami hanya bisa berjongkok karena celah gua pendek tapi lumayan lebar bisa dimasuki lebih dari 5 orang sepertinya, ditambah banyak batu batuan terdapat didalam gua.Karena aliran air sepertinya berada diatas gua dan masuk melewati beberapa celah dibawahnya jadi muncul beberapa mata air yang jatuh seperti pancuran,ada yang lumayan deras dan ada yang kecil saja.Tapi lumayan segar dan dingin,pastinya air seperti ini bisa bikin awet muda nih (pemikiranku saja) lumayan buat cuci muka toh gak ada ruginya kan?Aku tidak mengeksplore banyak untuk gua ini kecuali mas agus sepertinya penasaran tuh,selamat mimpi yah he he he
 

Perjalanan kami lanjutkan setelah sesaat masuk kedalam gua yang tak jelas namanya.Dan kami akhirnya menemukan sebuah saung lagi dan tampak beberapa orang sedang beristirahat didalamnya.Berjalan sedikit keatas kami menemukan saung dan entah sebuah makam atau apalah yang sepertinya juga dijadikan tempat melakukan ritual.Aku tidak terlalu tertarik jadi hanya melihat saja.

Tidak jauh dari saung tadi ada sebuah saung lagi yang saat kami datangi kosong dan berisi sebuah tenda dome saja.Tapi yang menarik justru dimulai dari tempat ini,karena kami melihat banyak tumpukan batu batu yang memang sepertinya dibuat dan tampak ada beberapa tulisan yang terpahat? dan apakah ini benar benar peninggalan sejarah butuh penelitian atau malah memang sudah diteliti?

 
Semakin keatas kami menemukan banyak batu yang menarik perhatian kami,mungkin ini sebuah situs?Karena dari cerita yang kami dengar dan berkembang daerah gunung sunda ini dahulu menjadi petilasan prabu Siliwangi.Dan kalau memang benar siapa tahu memang ada peninggalan sejarah disini.

Perjalanan kami lanjutkan dengan tanjakan yang lumayan menguras tenagaku hingga kami menemukan sebuah saung lagi,dan saat kami mencoba masuk kedalamnya saung ini memiliki perlengkapan masak yang cukup untuk ditinggali dan tampak kalau biasa ditinggali.Ditambah saat kami masuk bau asap kayu bakar bekas orang memasak sesuatu tercium oleh hidungku.Jadi aku berpikir memang tempat ini tempat tinggal dan ternyata kami salah,tak ada orang yang kami temukan ditempat ini.
                                          
Akhirnya kami memutuskan berisitirahat sebentar ditempat ini sambil makan nasi bungkus yang sudah aku persiapkan tadi pagi,jam menunjukkan pukul 1 siang,berarti kami sudah berjalan kurang lebih 2 jam dan masih belum menemukan puncak itu.Kami memilih makan diluar saung saja,karena tak ada pemiliknya kami tak berani makan didalam.Tapi suasananya malah lebih nikmat makan diluar sini,kata mas agus ibu warung yang ada dikawasan wisata cijalu sempat bercerita kalau gunung sunda sumber air.Dan aku cukup setuju dengan pendapatnya, karena selama perjalanan kami hingga ditempat ini pun aliran air begitu mudah kami dapati. Bahkan disamping tempat kami makan sengaja dibuat air pancuran sehingga banyak hal bisa dilakukan disini,padahal kami tidak menemukan langsung hulu sungai.Sambil menunggu mas agus sholat aku mencoba memperhatikan suasana sekitar,sunyi sudah sangat jelas tapi entah suasana apa yang tak bisa aku ceritakan.Lumayan menarik dalam imajinasiku.

Kamipun berjalan kembali karena rencana awal kami tidak akan menginap digunung ini,jadi waktu harus kami perhitungkan dengan baik.Jalur keatas semakin menguras tenagaku dan lumayan terjal,beberapa kali aku harus mengatur pernafasanku dan jalur yang baru dibersihkan membuat tanah  menjadi gembur dan sedikit menyulitkan pijakanku.Tapi ini semua harus berakhir diatas puncak,sayang kalau kami harus berhenti sampai disini,semoga puncak tidak jauh lagi,doaku kurang lebih seperti itu.

Setelah akhirnya menemukan dua persimpangan,memilih jalur yang kekanan sesuai petunjuk tadi kami melewati sebuah punggungan bukit dan ada sebuah tugu atau patok perbatasan sebelum puncak.Dan kami melewati sebuah tempat yang katanya dari sini pemandangan yang terlihat bisa melihat situ lembang dan perumahan anggota kopassus yang ada dibawahnya.Dan aku bisa membayangkan hal tadi,tapi sayang kabut cukup tebal dan hanya dalam imajinasiku saja.
                                           

Akhirnya kami menemukan sebuah bendera yang tadi diceritakan oleh ibu Miranda sebagai bukti mereka telah melakukan tugas mereka.Dan kamipun sudah melakukan tugas kami mendaki gunung sunda hingga puncak.Dan dibawah bendera merah putih terdapat sebuah tugu kenangan sepertinya,karena ada sisa taburan bunga atau hanya sebuah simbol.Karena tak ada tulisan yang terdapat diatasnya seperti layaknya prasasti kenangan,mungkin hanya tanda puncak tertinggi gunung sunda.Jam menunjukkan pukul.14.30 WIB jadi kami berjalan kurang lebih 5 setengah jam hingga sampai dipuncaknya dan angin diatas sini terasa lumayan kencang,padahal pepohonan disini masih banyak tumbuh.Pantas saja ibu Miranda sempat berpesan beberapa hal pada kami,dan sepertinya kami juga tak ingin berlama lama dipuncak ini.Waktu semakin sore dan kami harus segera turun dari atas sini,agar tidak terlalu kemalaman dijalan.Itu rencana awal kami...