Sunday 15 November 2015

tuhan penjaga yang paling setia...

Ini hal yang paling aku sukai.Ketika kita akhirnya bisa menyadari bahwa tuhanlah penjaga yang paling setia dan paling bisa diandalkan.Aku merasakannya dibanyak kesempatan dan tak terbatas oleh waktu. Kalau harus diceritakan, rasanya tak cukup blog ini menampung semua ceritaku.

Tuhan adalah hal yang paling indah sekaligus hal absurb yang paling nyata.

Kesetiaannya tak tertandingi dan penjaga yang paling sangat diandalkan, terutama untuk diriku dan bahkan untuk kita semua tak terbatas dimensi apapun. Tapi sekali lagi ini semua ini harus disadari dengan sepenuh hati dan semuanya akan begitu mudah untuk dirasakan dan bahkan untuk dipahami. Semuanya akan terbuka dengan sendirinya tanpa usaha apapun. Banyak hal akan mudah untuk "dimengerti" tapi bukan oleh pikiran.

Sunday 1 November 2015

Takdir atau Nasib....?

Perkataan ini muncul,setelah aku mendapat pertanyaan dari seseorang yang bertanya padaku apa perbedaan takdir dan nasib. Sebenarnya aku sendiri tak mengerti pasti,hanya sering mendengar kalau kata-kata ini seringkali orang atau mungkin diriku mengatakannya. Dan lucunya aku menjawab enteng saja menurut pendapatku,masalah benar atau tidak toh buatku tidak penting juga.Aku juga tak mengerti kenap aku ditanyakan akan hal tersebut. Dan aku menjawab,"kalau aku tidak percaya dengan istilah nasib,kalau menurutku hanya ada takdir dan pilihan hidup dengan pengertian kalau takdir itu adalah ketentuan atau perjanjian yg memang sudah ditentukan dari awal "perjanjian" itu. Sempat ada perdebatan sedikit yang menurutku tidak penting karena ini hanya masalah konsep dan sudut pandang saja, dan setiap orang terkadang mempunyai pemikiran yang berbeda. Dan sah - saja bukan?

Kalau akhirnya aku menuliskannya,karena aku memang ingin menuliskan saja. Aku tersenyum ketika saat itu kami berdebat tentang kata - kata tersebut,walau pada intinya akhirnya kami mempunyai persamaan persepsi.

Sempat ada pertanyaan sedikit nyeleneh juga, karena ada pertanyaan tentang perceraian apakah menurutku itu takdir atau nasib? Aku tertawa ketika menjawabnya karena pertanyaan itu diajukan pada orang yang belum mengenal pernikahan apalagi perceraian! Dan aku menjawab kalau itu pilihan hidup bukan takdir dan aku tidak mengenal nasib.

Karena menurutku ketika ada nasib akan rancu dengan kata takdir dan hanya membuat kebingungan karena sebuah kata. Tapi sekali lagi ini pemikiranku.Kalau ada yang mempunyai pemikiran lain,silahkan saja. Takdir memang sudah dibuat dari awal sebelumnya dan mungkin juga hasil dari sebuah pilihan. Tak ada yang tahu akan hal tersebut atau mungkin kita yang tidak ingat saja he...xx

Tapi menurutku tidak usah juga diperdebatkan, tak ada yang diuntungkan atau dirugikan juga atau malah ada?

Takdir atau Nasib....?

Perkataan ini muncul,setelah aku mendapat pertanyaan dari seseorang yang bertanya padaku apa perbedaan takdir dan nasib. Sebenarnya aku sendiri tak mengerti pasti,hanya sering mendengar kalau kata-kata ini seringkali orang atau mungkin diriku mengatakannya. Dan lucunya aku menjawab enteng saja menurut pendapatku,masalah benar atau tidak toh buatku tidak penting juga.Aku juga tak mengerti kenap aku ditanyakan akan hal tersebut. Dan aku menjawab,"kalau aku tidak percaya dengan istilah nasib,kalau menurutku hanya ada takdir dan pilihan hidup dengan pengertian kalau takdir itu adalah ketentuan atau perjanjian yg memang sudah ditentukan dari awal "perjanjian" itu. Sempat ada perdebatan sedikit yang menurutku tidak penting karena ini hanya masalah konsep dan sudut pandang saja, dan setiap orang terkadang mempunyai pemikiran yang berbeda. Dan sah - saja bukan?

Kalau akhirnya aku menuliskannya,karena aku memang ingin menuliskan saja. Aku tersenyum ketika saat itu kami berdebat tentang kata - kata tersebut,walau pada intinya akhirnya kami mempunyai persamaan persepsi.

Sempat ada pertanyaan sedikit nyeleneh juga, karena ada pertanyaan tentang perceraian apakah menurutku itu takdir atau nasib? Aku tertawa ketika menjawabnya karena pertanyaan itu diajukan pada orang yang belum mengenal pernikahan apalagi perceraian! Dan aku menjawab kalau itu pilihan hidup bukan takdir dan aku tidak mengenal nasib.

Karena menurutku ketika ada nasib akan rancu dengan kata takdir dan hanya membuat kebingungan karena sebuah kata. Tapi sekali lagi ini pemikiranku.Kalau ada yang mempunyai pemikiran lain,silahkan saja. Takdir memang sudah dibuat dari awal sebelumnya dan mungkin juga hasil dari sebuah pilihan. Tak ada yang tahu akan hal tersebut atau mungkin kita yang tidak ingat saja he...xx

Tapi menurutku tidak usah juga diperdebatkan, tak ada yang diuntungkan atau dirugikan juga atau malah ada?

Cermin Diri...

Ternyata kebaikan tidaklah selalu berakhir dengan hasil yg baik juga. Tergantung dari sipenerima kebaikan itu sendiri. Apakah sipenerima kebaikan itu mau menerima kebaikan yang kita berikan atau sebaliknya dia menolaknya, walaupun didalam hati penolakan itu. Karena hasil akhirnya akan berbeda. Tapi jangan lantas kita berhenti melakukan kebaikan yang tulus,karena kebaikan atau apapun yang bersifat positif pada dasarnya adalah baik.

Diri kita adalah cermin....

Jadi apapun yang ada didalam hati kita akan memantul ke sekitar kita dan akan kembali pada kita, lepas kita menyadarinya atau tidak. Karena hal ini pernah aku alami seperti ketika kita melakukan sebuah ketulusan dengan membantu orang yang kita kenal atau tidak, entah kapan waktunya kebaikan itu kembali dengan sendirinya. Ini terjadi seringkali pada saat aku bepergian dan tempat yang aku tuju tidak aku ketahui atau aku berada dalam perjalanan yang aku sendiri belum pernah pergi kesana, ada saja orang - orang yang mau membantuku dengan tulus bahkan lebih dari yang pernah aku lakukan. Jadi mungkin hal itu yang membuat aku berani melakukan beberapa perjalananku sendirian, padahal sih takut juga di awal perjalanan he...xx

Banyak hal lainnya, yang pasti sih karena tuhan atau malaikat pelindungku selalu menjagaku dan kita semua. Lepas dari kita percaya atau tidak. Tapi sekali lagi kita hanyalah manusia biasa, tak ada hal yang sempurna kita lakukan. Dan berawal dari ketidak sempurnaan itulah manusia menjadi sempurna adanya seperti maksud dari penciptaan kita mungkin.