Danau
Toba...
Satu
tempat yang menjadi salah satu target pencapaianku untuk bisa sampai ditempat
ini selain Tambora. Dan ini adalah perjalanan yang diimpikan tapi tidak
terprediksi. Karena perjalanan bersamaan dengan penikahan temanku di Medan. Perjalananku
dimulai dari tanah karo sekitar pukul 10 pagi waktu setempat, dan ini memakan
waktu sekitar 5-6 jam hingga aku tiba di tepi danau toba. Melewati daerah
Seribu Dolok yang indah dan mampir ke air terjun si Gura Gura yang terkenal dan
melelahkan menuruni anak tangganya yang mencapai ratusan sepertinya dan cukup
buatku melihat hal tersebut.
Pasar
tradisional salah satu tempat yang pasti aku sambangi ketika mampir ke setiap
daerah yang aku datangi, entah untuk membeli makanan khas seperti terong
belanda atau sekedar mengetahui apa yang ada dan bagaimana situasi pasar
tradisional tersebut, cukup membuat aku puas melihat hal tersebut.
Perjalanan
dilanjutkan menuju daerah Siantar menggunakan mobil sejenis elf yang merupakan
transportasi masyarakat daerah tersebut sekitar 2 jam lebih untuk bisa mencapai
pertigaan siantar, untuk bisa melanjutkan ke Danau Toba. Setelah melewati
daerah pegunungan didaerah kabupaten Karo dan Brastagi, disini lebih banyak
persawahan yang terlihat begitu dominan.
Ternyata
ketika sampai dipertigaan siantar yang dimaksud untuk bisa lanjut ke Danau Toba
masih harus ditempuh sekitar 2 jam lagi dengan pilihan transportasi bus atau
travel. Dan ternyata travel disini adalah mobil omprengan yang harus menunggu
sampai penumpangnya penuh,hmmm....
Didaerah
ini lumayan menyeramkan untuk seorang gadis jawa yang tidak tahu seperti apa
kondisi disini, tapi sekali lagi aku mengandalkan kata hati tentang apa yang
akan kujalani. Rasa takut selalu ada menyertaiku karena hal tersebut yang akan
menjadi satu - satunya hal yang mengingatkan kondisi apa adanya aku. Akhirnya
aku memutuskan untuk naik bus yang bisa mengantarkanku menuju danau toba kalau
tidak salah nama bus “ Sejahtera” yang menurut temanku satu - satunya bus yang
bisa sampai di Danau Toba dan untungnya bus tadi masih bisa aku tumpangi. Dan
perjalanan dalam bus selama kurang lebih 2 jam membuat aku mengenal bahwa
dimanapun kita berada, sang penjaga hati selalu membantu kita saat kita
membutuhkannya. Karena saat itu yang duduk disebelahku seorang wanita juga, aku
memberanikan diri untuk mengajaknya berbicara. Aku bertanya tentang danau Toba
dan wanita tadi bertanya ulang padaku apakah sudah memiliki penginapan untuk
bermalam disana??
Dan aku akhirnya menjawab pertanyaannya bahwa aku belum
mempunyai tempat bermalam. “ kakak belum punya tempat penginapan? “ sempat
terdengar heran dari kata-katanya. Karena saat itu sudah menunjukkan sekitar
jam 5 sore waktu setempat dan sudah pasti gelap akan segera tiba. Tiba-tiba
mbak ini memberikan aku alamat tempat penginapan yang sepertinya ia ketahui. “Coba
kaka datangi tempat ini dan harganya lumayan terjangkau kok, semoga masih ada
kamar kosong ya,” sahutnya.
Aku
yang sedikit kaget mengungkapkan rasa terima kasihku atas kebaikan hatinya yang
tanpa aku minta ia memberikan apa yang aku butuhkan saat itu. Dan sekali lagi
semesta membantu apa yang aku yang aku jalani. Dan setelah aku pamit turun
lebih dulu dan segera mencari alamat yang tadi sudah diberikan orang yang baik
hati tadi, karena semua serba cepat aku tak sempat bertanya siapa namanya. Ya
sudahlah anggap saja bahwa semua hal tersebut adalah campur tangan semesta yang
membantuku dengan berbagai cara. Karena diawal perjalanan sebelum aku sampai ke
danau Toba ketika aku masih dibandara hingga ke tempat awal pernikahan temanku,
aku dibantu banyak orang yang tak aku kenal mulai dari angkutan kota aku
bertemu seorang ibu dan bapak yang
memberi aku penjelasan untuk nanti turun dimana untuk bisa sampai ke tempat
awal temanku, mereka menganggap aku seperti anaknya dan memastikan aku sampai
dengan selamat dengan menitipkan aku pada supir angkutan kota tadi. Luar biasa
untukku mendapat bantuan seperti tadi, datang seorang diri tanpa tahu daerah
yang aku tuju, hanya sebuah keyakinan dan niat baik aku datang ke tempat ini
untuk melihat pernikahan teman kerjaku, dan banyak pertolongan yang dapatkan
hingga akhirnya aku bisa sampai disalah satu tujuan pencapaianku. Danau Toba,
melihat langsung seperti apa dan melihat semua sejarah awal terbentuknya peradaban
manusia salah satunya. Bagaimana sebuah kehidupan dimulai dari sebuah cerita
panjang. Melihat semua yang aku pernah baca tentang letusan gunung purba yang
mungkin mengawali terbentuknya kehidupan selanjutnya, yang membuat aku selalu belajar
untuk menghormati kehidupan.
Dan
akhirnya aku bisa melihat secara langsung Danau Toba bukan hanya historisnya
saja. Semakin membuat aku tak paham apa-apa, dan semua hanya mengajarkan untuk
selalu bisa berterimakasih untuk setiap hal yang aku terima dan bisa membagikannya
walau hanya dalam bentuk cerita.
No comments:
Post a Comment