Tuesday 4 June 2019

Danau Toba


Danau Toba...

Satu tempat yang menjadi salah satu target pencapaianku untuk bisa sampai ditempat ini selain Tambora. Dan ini adalah perjalanan yang diimpikan tapi tidak terprediksi. Karena perjalanan bersamaan dengan penikahan temanku di Medan. Perjalananku dimulai dari tanah karo sekitar pukul 10 pagi waktu setempat, dan ini memakan waktu sekitar 5-6 jam hingga aku tiba di tepi danau toba. Melewati daerah Seribu Dolok yang indah dan mampir ke air terjun si Gura Gura yang terkenal dan melelahkan menuruni anak tangganya yang mencapai ratusan sepertinya dan cukup buatku melihat hal tersebut.
Pasar tradisional salah satu tempat yang pasti aku sambangi ketika mampir ke setiap daerah yang aku datangi, entah untuk membeli makanan khas seperti terong belanda atau sekedar mengetahui apa yang ada dan bagaimana situasi pasar tradisional tersebut, cukup membuat aku puas melihat hal tersebut.

Perjalanan dilanjutkan menuju daerah Siantar menggunakan mobil sejenis elf yang merupakan transportasi masyarakat daerah tersebut sekitar 2 jam lebih untuk bisa mencapai pertigaan siantar, untuk bisa melanjutkan ke Danau Toba. Setelah melewati daerah pegunungan didaerah kabupaten Karo dan Brastagi, disini lebih banyak persawahan yang terlihat begitu dominan.

Ternyata ketika sampai dipertigaan siantar yang dimaksud untuk bisa lanjut ke Danau Toba masih harus ditempuh sekitar 2 jam lagi dengan pilihan transportasi bus atau travel. Dan ternyata travel disini adalah mobil omprengan yang harus menunggu sampai penumpangnya penuh,hmmm....

Didaerah ini lumayan menyeramkan untuk seorang gadis jawa yang tidak tahu seperti apa kondisi disini, tapi sekali lagi aku mengandalkan kata hati tentang apa yang akan kujalani. Rasa takut selalu ada menyertaiku karena hal tersebut yang akan menjadi satu - satunya hal yang mengingatkan kondisi apa adanya aku. Akhirnya aku memutuskan untuk naik bus yang bisa mengantarkanku menuju danau toba kalau tidak salah nama bus “ Sejahtera” yang menurut temanku satu - satunya bus yang bisa sampai di Danau Toba dan untungnya bus tadi masih bisa aku tumpangi. Dan perjalanan dalam bus selama kurang lebih 2 jam membuat aku mengenal bahwa dimanapun kita berada, sang penjaga hati selalu membantu kita saat kita membutuhkannya. Karena saat itu yang duduk disebelahku seorang wanita juga, aku memberanikan diri untuk mengajaknya berbicara. Aku bertanya tentang danau Toba dan wanita tadi bertanya ulang padaku apakah sudah memiliki penginapan untuk bermalam disana?? 

Dan aku akhirnya menjawab pertanyaannya bahwa aku belum mempunyai tempat bermalam. “ kakak belum punya tempat penginapan? “ sempat terdengar heran dari kata-katanya. Karena saat itu sudah menunjukkan sekitar jam 5 sore waktu setempat dan sudah pasti gelap akan segera tiba. Tiba-tiba mbak ini memberikan aku alamat tempat penginapan yang sepertinya ia ketahui. “Coba kaka datangi tempat ini dan harganya lumayan terjangkau kok, semoga masih ada kamar kosong ya,” sahutnya.
Aku yang sedikit kaget mengungkapkan rasa terima kasihku atas kebaikan hatinya yang tanpa aku minta ia memberikan apa yang aku butuhkan saat itu. Dan sekali lagi semesta membantu apa yang aku yang aku jalani. Dan setelah aku pamit turun lebih dulu dan segera mencari alamat yang tadi sudah diberikan orang yang baik hati tadi, karena semua serba cepat aku tak sempat bertanya siapa namanya. Ya sudahlah anggap saja bahwa semua hal tersebut adalah campur tangan semesta yang membantuku dengan berbagai cara. Karena diawal perjalanan sebelum aku sampai ke danau Toba ketika aku masih dibandara hingga ke tempat awal pernikahan temanku, aku dibantu banyak orang yang tak aku kenal mulai dari angkutan kota aku bertemu seorang ibu dan bapak  yang memberi aku penjelasan untuk nanti turun dimana untuk bisa sampai ke tempat awal temanku, mereka menganggap aku seperti anaknya dan memastikan aku sampai dengan selamat dengan menitipkan aku pada supir angkutan kota tadi. Luar biasa untukku mendapat bantuan seperti tadi, datang seorang diri tanpa tahu daerah yang aku tuju, hanya sebuah keyakinan dan niat baik aku datang ke tempat ini untuk melihat pernikahan teman kerjaku, dan banyak pertolongan yang dapatkan hingga akhirnya aku bisa sampai disalah satu tujuan pencapaianku. Danau Toba, melihat langsung seperti apa dan melihat semua sejarah awal terbentuknya peradaban manusia salah satunya. Bagaimana sebuah kehidupan dimulai dari sebuah cerita panjang. Melihat semua yang aku pernah baca tentang letusan gunung purba yang mungkin mengawali terbentuknya kehidupan selanjutnya, yang membuat aku selalu belajar untuk menghormati kehidupan.

Dan akhirnya aku bisa melihat secara langsung Danau Toba bukan hanya historisnya saja. Semakin membuat aku tak paham apa-apa, dan semua hanya mengajarkan untuk selalu bisa berterimakasih untuk setiap hal yang aku terima dan bisa membagikannya walau hanya dalam bentuk cerita.


No comments:

Post a Comment