Saturday 15 June 2013

Merapi bersama kesendirianku...



Mungkin kali ini merapi menginginkan diriku menyendiri dan entah mengapa walau kali ini aku sendirian, ingin sekali menyentuhnya kembali. Apalagi saat aku tiba di Jogja cuaca saat itu hujan dan aku teringat sewaktu dibase camp wekas dan new selo aku kedinginan akibat guyuran hujan. Dan itu membuatku sedikit cemas bila harus kembali bertemu hujan, rasanya aku harus berjuang dengan rasa dingin berkali kali.

Merapi kali ini membuatku berjuang dengan semua rasa takutku, biasanya ada teman yang pasti menemaniku kini aku sendiri. Sempat aku berniat membatalkan juga setelah rere tak jadi pergi, tapi rasanya sayang kalau harus batal. Melihat puncak merapi yang selalu menyembul diantara awan putihnya, dan kegagahannya yang selalu menantang nyaliku untuk menyentuhnya kembali. Haruskah aku kembali kalah oleh ketakutanku sendiri???

Kepergianku kali ini ke Merapi benar sebuah uji nyali. Temanku Momon Alias Superman yang biasa tertarik dengan petualangan gilaku sedang diRinjani. Teman mas Bima masih dalam perjalanan, sepertinya dia bersama teman mas bima yang lainnya. Dan aku tetap dengan niatku naik ke Merapi apapun yang terjadi, sedikit nekat. Adikku pun menyangka aku berangkat dengan teman temanku, sedangkan dia sedang bersenang senang dipuncak Dieng dengan pemikirannya. Kalau tahu aku sendiri pasti dia akan mencoba melarangku dengan berbagai alasan yang pastinya juga tak pernah mempan he he he.

Aku berangkat dengan semua rencana yang aku susun sendiri, setelah sempat bertanya dengan mas Edi yang selalu memback up ku dari handphone. Itu yang membuatku sedikit percaya diri, mas edi sangat mengenal Merapi dan aku nyaman saja setiap hendak naik bertanya padanya dan berkonsultasi sedikit dengannya. Dan seperti biasa aku ambil rute melalui Magelang bukan Solo. Dan perjalanan itu jam 12.30  dari daerah Sleman dan aku pun memulai petualangan sedikit nekatku. Hari Jumat siang aku mulai perjalanan dari desa yang asri ini hingga sampai didaerah Blabak Magelang. Dan disetiap perjalananku, wajib mencicipi kuliner khas setempat dan aku mencicipi kupat tahu Blabak depan pabrik kertas sambil meneguk es teh tawar yang lumayan cocok dengan panasnya kota Magelang saat itu.

Rencana aku memang hanya tektok dan tidak ada rencana untuk ngecamp, persiapan tas kerilku hanya berisi sleeping bag dan matras bila diperlukan, rencana sih kalau ada temannya aku akan meninggalkan tas kerilku dan hanya membawa day pack hijauku saja. Sempat mas Bima menghubungiku untuk memastikan kalau aku jadi berangkat karena temannya sedang dalam perjalanan juga tapi melalui Solo dan bersama temannya jadi mereka berdua. Aku berkomunikasi dengannya dan kita bertemu dibase camp saja. Selanjutnya melanjutkan menuju base camp New Selo karena hari sudah mulai sore kendaraan sudah mulai jarang dan akhirnya aku memutuskan menggunakan ojek saja hingga base camp. Dan transportasi yang ada hanya itu hingga base camp, kecuali truk sayuran he he he.

Menikmati suasana sore dengan pemandangan khas pegunungan dan yang pasti cuaca hari ini sangat cerah, kalaupun udara lumayan panas tampaknya belum ada tanda tanda hujan akan turun. Semoga Merapi bersahabat denganku, dan aku benar benar pasrah dengan apa yang terjadi nanti. Aku berusaha menyiapkan diriku dengan hal hal yang diluar harapanku, sedikit realistis saja, ketika kita sendirian hanya pasrah dan niat yang tulus yang menemani perjalananku. Hampir satu jam lebih aku naik ojek hingga akhirnya sampai di base camp dengan ditemani cerita bapak yang aku tumpangi motornya, aku lupa namanya, beliau cukup baik dengan cerita cerita menariknya terlebih saat erupsi kemarin.

Jam 16.30 base cam New Selo..

Tempat ini kembali dan masih dengan ibu pemilik rumah yang pastinya masih sedikit mengenali wajahku walau pasti tak akan ingat nama. Karena beberapa bulan yang lalu aku mampir disini bersama teman temanku, dan menunggu mereka menggapai Merapi. Dan base camp ini masih sepi hanya ada satu orang didalam sleeping bag sepertinya sedang menunggu waktu naik nanti malam. Dan aku juga menunggu teman mas Bima yang juga berencana naik malam, jadi aku menghubungi temanku Superman untuk memastikan dia akan ikut atau tidak. Ternyata posisinya masih di Lombok dan sepertinya tak akan sampai Jogja malam ini. Jadi sangat pasti kalau posisiku sendirian, dan rencana menunggu teman mas Bima alternatif terbaik saat itu. Sambil menunggu aku mencoba beristirahat dan tak lama kemudian ada serombongan anak muda yang datang setelah aku dan sepertinya lumayan banyak. Aku sempat bertanya pada salah satu dari mereka kapan mereka akan naik? Dan entah bagaimana aku ditawari naik bareng mereka saja, karena tahu aku berencana naik sendiri dan sedang menunggu teman dari Solo yang baru tiba mungkin nanti malam.

Aku sempat bingung juga, teman mas Bima baru berangkat dari Solo jam 5 sore dan tiba mungkin jam 9 malam dan posisi aku juga belum mengenalnya. Toh, kita sama belum mengenal dan aku berpikir tak ada salahnya menerima ajakan mereka. Setelah memastikan aku tak mengganggu mereka nantinya. Dan aku akhirnya merubah rencanaku dan menelpon mas Bima kalau aku berubah pikiran, toh teman mas Bima sudah ada yang menemani jadi aku lebih tenang meninggalkannya.

Aku akhirnya bergabung dengan sebuah komunitas anak muda Boyolali  bernama Catper kalau tak salah ingat. Maaf teman kalau salah nama yah he he he...

Dan kami sempat mengobrol selama perjalanan, dan yang mengajakku bergabung dengan mereka adalah ryan alias Multono. Terimakasih buat Ryan yang begitu ramahnya dan wellcomenya denganku.Mereka adalah anak muda Boyolali yang menurutku begitu kompaknya, mereka berjumlah 15 orang dengan kondisi beberapa orang adalah teman sekolah dan yang lainnya satu orang teman ryan yaitu rasid, tiga orang gak terlalu jelas, yang masih bisa aku ingat adalah sisca,endah,ririn,nining,rizki dan dia yang paling muda dikelompok ini usianya baru 13 tahun Merapi ini perjalanan keduaya. Dan buatku salut juga ternyata nyali Rizki lebih hebat dibandingkan aku. Saat seusianya, aku baru berani naik sepeda ha ha ha

Rizki kerennn....

Perjalanan kami sangat menyenangkan, terlebih dengan berbagai hal yang terjadi khas anak muda. Dan yang pasti kami mulai naik dari pos New Selo setelah magrib sekitar pukul setengah tujuh. Bulan purnama begitu indah menemani perjalanan kami, setelah sebelumnya kami menikmati sunset yang manis dari pos New Selo. Sebuah awal perjalanan yang manis yang semoga nantinya akan selalu diakhiri dengan sebuah senyum kepuasan. Perjalanan kami sangat santai ditambah dengan iringan suara radio yang dibawa multono alias rian yang membuat suasana tambah heboh. Dan aktifitas beberapa orang yang mencoba mengupdate status jejaring sosialnya karena sinyal diawal masih baik.

Aku lebih tertarik dengan langit malam yang sangat cantik, bintang yang bertaburan diselingi cahaya bulan purnama sulit diceritakan. Kami masih berada disekitar ladang sambil memandangi cahaya lampu kota dibawah kaki gunung Merbabu dan Merapi. Ini sebuah ekspetasi yang lebih dari yang kuharapkan. Mungkin untuk beberapa orang hal ini sangat biasa tapi buatku pribadi pemandangan seperti ini yang selalu aku rindukan dari sebuah gunung. Kecantikan malam yang membuatku selalu terpesona dibuatnya. Dan bau udara khas yang tak akan pernah aku lupa, gelapnya malam yang selalu membuatku tertunduk menapaki jalan setapak sehingga tak ada lagi keangkuhan diri.

Perlahan pasti kami mulai menapaki perjalanan hingga pos pertama dan disini kami mulai mengatur strategi karena berkelompok dan jalur nantinya terpecah. Aku, multono alias rian,rasid dan rizki menggunakan jalur utama dan yang yang lainnya menggunakan jalur lumutan. Ini hanya agar semuanya bisa sama sama sampai tujuan yang telah mereka sepakati, aku hanya mengikuti rencana saja.

Saat dijalur utama ini beberapa pemandangan cantik terhampar layaknya sajian yang memang sengaja tersaji untuk kami yang ingin menikmati.

Tapi yang tak akan aku lupakan saat bersama mereka adalah membuatku tak pernah merasa tua he he he. Mereka membuatku teringat beberapa hal dan itu menjadikan perjalananku kali ini lebih berwarna dan banyak cerita. Aku tak pernah membuat batasan dalam diriku saat menjalani apapun dalam hidupku. Aku mencintai apa yang aku jalani dan perjalanan ini juga mempunyai cerita sendiri.

Sebuah kesendirian yang tak lagi menyendiri.

Dan sampai nanti hingga aku summit pun banyak cerita yang akan selalu menambah cerita kehidupanku semakin berwarna dan penuh  keindahan. Tak ada lagi dalam hidup ini yang harus aku kejar semuanya sudah aku terima, aku hanya tinggal menikmati dan menerima apa yang aku milik saat ini. Semua hal yang aku rasakan saat disinilah semakin membuatku merasakan diriku sendiri. Aku menyukai gunung dan semua misteri yang ada bersamanya. Pesona dirimu, bau khas dan udara dinginmu yang selalu mengalahkan aku. Semua hal yang selalu tak pernah bisa aku tebak apa yang akan aku dapati nantinya disana. Menguji ambang batas nyaliku yang selalu tak berarti disini. 

Ketakutanku dan semua yang selalu membuatku akhirnya tak tahu apa apa.
Semua itu hanya membuatku pada akhirnya merasakan sebuah nyawa, terutama saat aku tak bisa merasakan apa apa.

Kami sampai di pasar bubrah dan mulai menikmati pesona dingin malam itu.

Dan esok hari kami akan menikmati lagi sebuah bonus kehidupan dari Merapi dan terjalnya puncak Garuda bersama sisca,rizki,dan wied.

( Terima kasih untuk kalian semua...maaf kita pulang tidak bersama,salam manis untuk kalian yang manis, buat sisca terbukti kan kalau dirimu bisa sampai puncak merapi he he he, rizki imut...miss u, buat ryan alias multono makasih buat keramahanmu dan akhirnya bisa mengenal kalian walau singkat cepet selesein kuliahmu jangan ditunda tunda jadi MA )

No comments:

Post a Comment