Thursday 6 December 2012

Nyelenehnya Mahameru...

Cerita ini salah satu bagian yang agak sedikit nyeleneh dari pendakianku ke Semeru. Semuanya berawal dari teman pendakian kami yang berasal dari Sidoarjo, yaitu mas Pakeh dan mas jonjot. Saat kami summit menuju puncak Mahameru, aku dan teman teman yang lain kebanyakan menggunakan sepatu. Dan duo Sidoarjo ini hanya menggunakan sendal gunung sejak awal perjalanan menuju Semeru. Sebenarnya ada juga pendaki lain yang biasa menggunakan sendal saat mendaki, ini hanya masalah keamanan dan kenyamanan. Dan terkadang karakter setiap gunung memang punya kekhasan masing masing.

Sepertinya mereka ingin santai menggunakan sendal karena lebih nyaman. Diawal perjalanan menuju Semeru aku juga menggunakan sandal seperti mereka. Aku mulai berganti sepatu saat mulai  menuju Arcopodo hingga puncak Mahameru. Sedangkan duo Sidoarjo masih tetap menggunakan sandal mereka. Dan hal inilah yang nantinya menjadi satu bagian cerita lucu dari Mahameru.

Mas pakeh dan mas jonjot memang selalu setia menemaniku hingga puncak bersama teman temanku yang lainnya. Saat kami mendaki medan pasir Mahameru  kami tetap menjaga jarak agar bisa melihat kondisi satu sama lain. Dan aku mulai tersadar kalau ada sesuatu yang lain pada mereka berdua, berbeda dengan kondisi saat awal perjalanan.

Mas Pakeh sempat bertanya pada kami saat mendaki Mahameru, apakah ada yang membawa kaos kaki cadangan. Kebetulan aku membawa kaos kaki dalam tasku, tapi karena hari masih gelap dan agak sulit untuk memastikan posisi kaos kakiku disebelah mana aku hanya menjawab,” ada ditas.” Tanpa bertanya untuk apa, aku masih terus melanjutkan pendakian itu. Dan saat hari mulai terang aku kembali teringat akan kaos kaki yang tadi ditanyakan. Akupun mulai mencari dimana kaos kaki itu berada. Akhirnya aku menemukannya dan memberikannya pada mas Pakeh, karena aku berpikir tadi yang meminta mas Pakeh.

Aku memang sempat bertanya untuk apa kaos kaki tadi, apakah kakinya sakit? Dan memang betul kaos kaki tadi dipakai untuk melindungi kakinya yang lecet dan terluka akibat gesekan pasir saat menapaki jalur menuju puncak. Aku hanya berpikir kalau kaos kaki itu berarti dipakai mas pakeh saja. Kami semua tidak sadar kalau ada sesuatu yang ganjil pada mas Pakeh dan mas Jonjot. Dan aku tersadar saat kami hendak kembali menuruni puncak Mahameru. Aku melihat kalau kaos kaki yang dipakai mas Pakeh hanya di sebelah kakinya saja dan sebelahnya lagi tidak menggunakan kaos kaki.
Aku pun bertanya, “ kok cuma sebelah mas yang pake kaos kaki, emang kaki yang satunya gak apa apa?”
“ Itu yang satunya lagi di kaki mas Jonjot...” sambil menunjuk sebelah kaki mas jonjot yang menggunakan kaos kaki putih tadi.

Aku tersenyum melihat kelakuan duo sidoarjo tadi.

Rupanya mereka berdua sangat kompak dalam segala hal, hingga masalah luka dan kaos kakipun mereka berbagi. Aku tersenyum geli melihat kondisi tadi. Menggunakan sendal gunung berkaos kaki putih tapi hanya sebelah dan mereka berjalan hampir beriringan. Sebenarnya ingin kuabadikan sebagai kenangan tanda kebersamaan mereka, tapi sayang batereku habis.

Dan kaos kakiku menjadi saksi kekompakan mereka berdua sebagai sesama jenis ha ha ha

No comments:

Post a Comment