Saturday 27 August 2011

Tersesat 1

Tiba di sini jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam,suasana malampun sudah terasa di Tugu.Aku yang baru saja turun dan menginjakkan kakiku di kota ini mulai mencari pintu keluar dan bergegas menghampiri kerumunan becak yg biasa mangkal di depan stasiun.Biasanya selalu ada orang yg sudah menjemputku,tapi kali ini aku sengaja tidak memberitahukan keberangkatanku hari ini,karena aku ingin sesuatu yg berbeda.Dan betul aja setelah  keluar pintu,aku tampak sedikit bingung hendak menggunakan moda transportasi apa, akhirnya kuputuskan menggunakan becak saja dan aku pun dengan mudah mendapatkannya.Kenapa akhirnya aku memilih becak karena malam itu karena aku ingin menikmati suasana malam dan lagi sebenarnya aku kurang tahu alamat pakdeku dengan jelas. Aku hanya tahu kalau pakdeku tinggal didekat daerah kampus jadi aku berpikir kalau becak mungkin lebih mudah bertanya nantinya.Akhirnya, aku pun menaiki becak tanpa menawar seperti orang biasa lakukan,aku hanya menyebutkan nama daerah tanpa detail yg jelas, dan bapak penarik becakpun tanpa banyak bertanya juga langsung mengayuh becaknya.

Aku mulai menikmati hembusan angin semilir malam itu dan perjalanan dimulai dengan melewati satu kawasan perbelanjaan yg sangat terkenal kemudian memasuki daerah keraton dan mulai melewati pertokoan yg aku sendiri tidak paham berada didaerah mana.Jujur saja aku memang kurang hapal tempat pada saat itu,oleh karena itu aku mempercayakan semuanya pada bapak penarik becak yg aku yakin dia tahu.Karena lama terdiam akupun mulai membuka pembicaraan dengannya menggunakan bahasa daerah yg sedikit banyak aku bisa menggunakannya, disaat dan kondisi yg diperlukan he he he.

Bapak penarik becak yang mengaku bernama margono mulai bercerita tentang dirinya dan aku mencoba
mendengarkannya, sambil mencoba menikmati udara malam yg begitu aku sukai.Tiba-tiba gerimis kecil mulai turun dan pak margono menawarkan untuk menutup atap becaknya yg tadi dibiarkan terbuka, karena memang aku menginginkan seperti itu dan aku pun mempersilahkannya menutup.Setelah beberapa saat berhenti kami pun melanjutkan perjalanan dan tanpa terasa sudah hampir setengah jam kami memutari jalanan di kota ini ,dan masih juga aku belum melihat tanda-tanda aku mengenal daerah ini.Akupun kembali bertanya,"kok blm sampai
ya pak,biar nanti saya tanya saja pak kalau ada orang nanti.".Pak margono hanya diam tak menjawab.Pak margono hanya diam dan terus mengayuh entah ia dengar atau tidak ,aku sendiri tidak tahu.Semakin lama aku merasa ada sesuatu yg kurang beres
nih, kok dari tadi aku merasa jalan yg aku lewati begitu tidak familiar buatku.Akupun kembali
bertanya karena sudah hampir satu jam lebih kami belum juga sampai,jam sudah menunjukkan
pukul.21.15,aku mulai berpikir jangan-jangan??Apalagi daerah yg aku lewati mulai sedikit gelap.

Tiba-tiba ketika melewati sebuah persimpangan dan ditengah persimpangan ada sebuah tugu yang entahlah bangunan apa itu,aku lihat pak margono pun sempat bingung hendak membelokkan kearah mana dan aku tahu itu.Ketika becak dibelokkan kearah kanan aku melihat ada kerumunan kecil tampaknya ibu-ibu mengobrol karena lampu jalan kurang berfungsi dengan baik aku tidak bisa melihat dengan jelas."Berhenti dulu pak..,"aku memohon pada pak margono dan ia pun memberhentikan. becaknya.Aku pun turun dan menghampiri mereka,"mohon maaf bu mengganggu,mau tanya kalau daerah disini namanya apa?"aku mencoba bertanya dengan bahasa setempat dan seorang ibu menjelaskan,"Madukismo dik."Akupun kembali bertanya menanyakan daerah yg hendak aku tuju dan mereka menjelaskan kalau kami ternyata salah arah dan menjelaskan ke arah mana seharusnya.Setelah berpamitan dan berterima kasih pada mereka kamipun melanjutkan perjalanan .Pak Margono tampak memulai pembicaraan dan menjelaskan kembali kalau dia sebenarnya baru ke kota ini sekitar 3 bulan yg lalu jd wajarlah kalau ia blm hapal kota ini.Aku mengerti ia menceritakan itu mgkn ingin meminta maaf atas kejadian tadi, dan buatku bukan sebuah masalah besar toh aku pun mgkn akan melakukan hal yg krg lbh dia lakukan untuk mendapatkan rejeki,manusiawi bukan?Aku pun mencoba tidak memperpanjang hal tersebut dgn mengganti topik pembicaraan dgn hal lain seperti keluarga kemudian aku berusaha membuatnya nyaman agar dia tidak merasa bersalah akan hal tadi toh aku menikmati semua hal tadi.Karena dengan salah arah tadi aku mengenal daerah yg blm pernah aku lewati dan mgkn suatu saat nanti aku malah melewati bahkan mencari daerah tadi.Salah arah atau tersesat buat aku bukan sebuah hal yg harus dipermasalahkan toh dgn begitu aku malah semakin akrab dgn pak margono saat itu,walau jujur sempat aku sedikit takut tapi dgn ketenangan dan kepercayaan semua hal bisa teratasi.Akhirnya aku pun sampai ditempat pakdeku,waktu menunjukkan pukul 22.lebih dan aku menikmati keliling kota bersama pak margono ditemani gerimis kecil di malam minggu yg menyenangkan buatku.Aku pun membayar biaya servis mengantar keliling selama kurang lebih 2 jam dengan segala kebaikannya menjaga aku di malam hari dengan selamat.Ia tak menghargai berapa kebaikannya tapi semoga aku cukup bisa menghargai kerendahan hatinya tanpa penawaran.Terima kasih pak...

No comments:

Post a Comment