Wednesday 7 July 2021

Diri Sendiri...

Seringkali lupa bahwa diri kita butuh life service juga lho...Kita sering berpikir bahwa memberikan kebaikan atau berbagi itu selalu identik dengan orang lain. Karena ya memang kita bisa merasakan makna memberi ketika ada selain diri kita sendiri. Sekali lagi ini opini dari pikiran yang membuat semua itu ada. Karena saya pun, berlaku dan melakukan hal tersebut. Kemudian salah dengan yang sudah saya lakukan itu??Tidak ada yang salah dengan memberi or giving for another else, its work for human being.

Manusia memang mahluk sosial secara kodrati dan membutuhkan mahluk lainnya untuk bisa merasakan keberadaannya. Tanpa itu semua manusia sulit untuk bisa merasakan essensi dirinya. Kesulitan itu yang dirasakan oleh banyak manusia lainnya tentang konsep kebahagiaan. Bahwa berbahagia itu berarti bersama dengan orang lain dan tak ada yang salah dengan hal itu. Tapi sekali lagi makna kebahagiaan itu bukanlah karena orang lain, betul orang lain terlibat dan menjadi bagian kebahagiaan tapi yang memberikan kebahagiaan itu bukan orang lain tapi diri kita sendiri.

Kita sering berpikir dan bahkan berharap bahwa kita akan bahagia, jika.....
Kita sering berusaha menitipkan pada orang lain kebahagiaan kita sendiri bahkan kita membutuhkan persetujuan atau approval untuk kebahagiaan kita sendiri, pada orang lain. Atau mungkin saya yang terlalu sering berpergian sendiri dan buat saya traveling solo itu menyenangkan, bukan saya tidak butuh orang lain. Tapi terkadang ketika teman jalan kita sangat berbeda cara berpikir dan tujuan atau seleranya itu malah membuat saya stress. Saya tidak bisa menikmati perjalanan yang saya lalui. Ketika saya merasa bahagia berjalan tanpa harus berpikir nanti tidur dimana, makan dimana atau lain sebagainya. Terus diribeti oleh teman jalan yang tidak bisa santai dengan apa yang ada, so what the hells it is??. Jadi kalaupun saya butuh teman jalan pasti syarat dan ketentuan berlaku ha...xx Tapi saya pada dasarnya sangat fleksible dan bisa beradaptasi dengan siapapun bahkan mungkin orang teribet sekalipun kalau harus terpaksa jalan bareng.

Kembali ke konteks diri sendiri, kecenderungan manusia pada dasarnya memanglah egois. Secara psikologis manusia terdiri dari id, ego, dan super ego, berdasarkan teori kepribadian Sigmud Freud. Ketiga bagian inilah yang membentuk karaktek manusia, tak ada manusia yang tidak mempunyai hal ini karena dasar psikologi manusia. Jadi setiap manusia mempunyai hal tersebut, hanya yang membedakan adalah porsi dan controling bagian2 tersebut. Tak ada yang salah ketika manusia egois, asal dia tahu bagaimana penempatannya. 

Ketika kita terlalu sering memberi pada orang lain tanpa memikirkan diri sendiri, ini juga tidak fair bagi kesehatan diri kita sendiri. Hal inilah yang membuatku sadar akan diri sendiri dan hak diriku sendiri. Ketika aku lupa keberadaan diriku dan seringkali memikirkan orang lain. Tubuhku memberiku peringatan akan keberadaan diriku sendiri dengan banyak hal. Dan saya paham beberapa kali tubuhku meminta perhatian bukan pada orang lain tapi diriku sendiri. Tubuhku tidak menginginkan perhatian orang lain tapi perhatian dari diriku sendiri. Tapi seringnya aku berpikir bahwa orang lainlah yang seharusnya memberikan perhatiannya pada diriku, sekali lagi pemikiran ini yang tidak berlaku pada diriku. Diriku tidak meminta perhatian orang lain terlebih ketika saat ini aku terisolasi dengan kondisi dan orang lain tidak bisa memberikan apa yang seharusnya diberikan. Dan kemudian saya harus menangis gt untuk kondisi seperti ini?? Tidak kan?Dan diri saya sendirilah yang pada akhirnya bisa memberikan apa yang diinginkan oleh diri saya sendiri, dan selesai apa yang seharusnya terjadi. Diluar diri saya adalah hal yang tidak bisa saya kontrol yang bisa saya kontrol adalah diri saya sendiri.

Kebahagiaan hakiki adalah kebahagiaan yang berasal dari diri sendiri, bukan karena....

Jangan pernah menuntut manusia lain berlaku seperti apa yang kita mau, tapi tuntutlah diri kita sendiri seperti apa yang kita mau, tapi jangan keras pada diri sendiri. Ketika kita bisa memperlakukan diri kita sendiri dengan sebaik baiknya, niscaya memperlakukan orang lain dengan baik bukan perkara sulit. Berikan dulu apa yang menjadi hak diri kita sendiri, ketika kita bisa memberi pada diri kita sendiri maka memberi pada orang lain akan lebih mudah dilakukan karena kita tahu bagaimana melakukannya atau sebaliknya. Rawatlah diri dengan baik karena bentuk terima kasih kita pada diri kita sendiri dengan memberikan apa yang menjadi haknya.

Mencintai diri kita sendiri dengan sebaik baiknya dan pada akhirnya kita bisa mencintai orang lain dengan lebih baik...


No comments:

Post a Comment