Monday 29 October 2012

Pesona Ranu Kumbolo...

Ranu Kumbolo....

Salah satu danau yang menawan dan memberi pesona yang membuatku jatuh cinta pada pandangan pertamaku. Sekitar empat tahun yang lalu saat beberapa temanku bercerita tentang Semeru aku mencoba mencari tahu tentang Semeru, tapi aku malah mendapatkan hal lain yang menarik hatiku. Aku malah menyukai Ranu Kumbolo, entah karena sesuatu yang subyektif karena aku wanita, yang notabene senang dengan hal hal yang memberikan keindahan? Entahlah, yang jelas daya tarik itu juga yang membuatku sedikit ingin tahu. Semakin melihatnya walau hanya sekedar foto, cukup membuatku terhibur dan semakin membuat rasa ingin tahu seperti apa Ranu Kumbolo itu sebenarnya.

Dan Ranu Kumbolo membuatku harus menanti, dan menjadikannya sebuah penantian yang cukup mengajarkanku sebuah kesabaran. Beberapa kali aku sempat merencanakan kepergianku dan pada kenyataannya aku gagal bertemu Ranu Kumbolo. Entah karena saat itu Semeru yang sedang tidak bersahabat hingga sang waktu yang ternyata tidak memberikan kesempatan itu. Dan semua memang ada waktunya, tak ada yang salah dengan sang waktu. Ia akan memberikan saat itu pada waktunya dan tak ada yang akan bisa menukarnya jika memang sudah saatnya. Sebuah keindahan yang benar benar bisa dirasakan.

Mungkin jika aku terlalu memaksakan dan tidak mau menunggu, aku rasa aku tak akan bisa memahami pesona Ranu Kumbolo itu sendiri. Ranu Kumbolo hanya akan menjadi sebuah Ranu atau danau biasa, mungkin sangat biasa. Tapi saat aku disana saat itu, walau hanya dua malam cukup membuat pesona malam pertama yang luar biasa bagiku. Mungkin ketika bintang bertebaran dilangit malam bukan satu hal yang aneh karena beberapa kali aku juga mengalami hal yang sama dan selalu menimbulkan perasaan takjub dan takjub.

Tapi ketika itu menjadi sebuah bagian dari mimpiku, hal tersebut menjadi lain dan berbeda. Tebaran bintang tak lagi sekedar tebaran, kilauannya menjadi sebuah fenomena yang membuatku bermain main dengan imajinasiku sendiri. Bahkan rasa dingin yang menjalari tubuh tak lagi aku gubris ketika melihat pesona itu. Terlebih ketika pantulan cahaya bintang menimbulkan gambaran tersendiri pada air danau dan kabut yang memberi siluet malam yang indah di Ranu Kumbolo, membuatku ingin diam berlama lama disini.
Aku ingat ketika Roy yang menemaniku bercerita malam itu sempat bercerita tentang Segara Anakan tapi memang berbeda pesonanya.

Ranu Kumbolo...

Terlebih ketika suasana pagi hari tiba, semuanya yang nampak saat malam menjadi lebih jelas disini. Tapi aku tetap menyukai suasana malam, pesona gelap dengan nuansa kabut malamnya ditambah pancaran cahaya bintang dan beberapa cahaya api unggun menjadikan sebuah lukisan malam yang indah.

Yang membuatku semakin takjub adalah saat senja di Ranu Kumbolo. Aku terduduk memandang dari atas tanjakan cinta, menikmati suasana senja itu, tak ada sunset, tapi memandang Ranu Kumbolo saat senja menambah satu pesona kecantikan tersendiri. Sempat aku mencoba mendokumentasikannya, ternyata saat aku cek tak ada tersimpan dalam memori card. Sepertinya ia ingin tersimpan dalam memori otakku he he he

Akhirnya, Ranu Kumbolo memberikan pesona diri yang sengaja diberikan untuk aku nikmati. Kecantikan dan pesona kebersahajaan Ranu Kumbolo yang telah menawan hatiku. Terimakasih tak terhingga untuk semua hal ini, kenangan itu akan selalu ada tersimpan rapi dalam memori hidupku dan akan kuulang...

No comments:

Post a Comment